Tribun Tren – Tanggal 5 Oktober merupakan hari dengan berbagai peringatan bersejarah dan penting, baik nasional maupun internasional. Dari Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga Hari Guru Sedunia, 5 Oktober menjadi momen refleksi atas perjuangan, pengetahuan, dan semangat kemerdekaan di berbagai belahan dunia.
1. Hari TNI 5 Oktober: BKR Hingga Kekuatan Pertahanan Modern
Setiap tanggal 5 Oktober, Indonesia memperingati Hari TNI, tonggak sejarah lahirnya kekuatan pertahanan bangsa. Sejarahnya bermula pada tahun 1945, tak lama setelah proklamasi kemerdekaan. Kala itu, dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang menjadi cikal bakal militer Indonesia.
Hanya berselang beberapa bulan, pada 5 Oktober 1945, BKR berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), langkah besar menuju pembentukan tentara nasional yang lebih terorganisir. Selanjutnya, pada tahun 1946, TKR berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) sebelum akhirnya resmi dilebur menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 3 Juni 1947 oleh Presiden Soekarno.

Perjalanan panjang itu menggambarkan semangat perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan. Pada tahun 2025, TNI memperingati HUT ke-80 dengan tema “TNI Prima-TNI Rakyat-Indonesia Maju.” Tema tersebut menegaskan komitmen TNI untuk terus menjadi pelindung rakyat sekaligus pilar kedaulatan bangsa.
Bersama rakyat, TNI kuat. Bersama TNI, rakyat berdaulat.
2. Hari Guru Sedunia: Menghargai Sosok Tanpa Tanda Jasa
Masih di tanggal yang sama, dunia juga memperingati Hari Guru Sedunia atau World Teachers’ Day, yang ditetapkan oleh UNESCO sejak tahun 1994. Peringatan ini menjadi bentuk penghormatan kepada para guru di seluruh dunia yang berperan penting dalam membangun generasi berpendidikan dan berkarakter. Tujuannya tidak hanya sekadar mengapresiasi dedikasi guru, tetapi juga mengingatkan pemerintah dan masyarakat akan pentingnya meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik. Setiap tahun, tema yang diangkat selalu relevan dengan tantangan pendidikan global.
Pada peringatan tahun 2025, misalnya, tema yang diusung adalah “Empowering Teachers, Building the Future” (Memberdayakan Guru, Membangun Masa Depan). Tema ini menekankan bahwa masa depan dunia bergantung pada kekuatan pendidikan, dan pendidikan berkualitas hanya bisa diwujudkan jika guru dihargai serta diberdayakan.

3. Hari Republik Portugal: Akhir dari Monarki dan Lahirnya Demokrasi
Tanggal 5 Oktober juga menjadi hari penting bagi masyarakat Portugal, karena diperingati sebagai Hari Republik Portugal (Republic Day of Portugal). Pada 5 Oktober 1910, terjadi kudeta besar yang menggulingkan Raja Manuel II, menandai berakhirnya monarki yang telah berkuasa selama berabad-abad. Kudeta ini dipimpin oleh Partai Republik Portugal dan dipicu oleh krisis ekonomi, tekanan diplomatik Inggris, serta ketidakstabilan politik internal. Setelah keberhasilan revolusi, dibentuk pemerintahan sementara di bawah Teófilo Braga, yang kemudian menyusun konstitusi baru dan mengganti simbol-simbol negara seperti bendera serta lagu kebangsaan.
Kini, setiap tahunnya, masyarakat Portugal merayakan Hari Republik dengan parade militer, upacara kenegaraan, dan kegiatan budaya yang menggambarkan semangat kebebasan dan demokrasi yang mereka perjuangkan lebih dari satu abad lalu.
4. Hari Konstitusi Vanuatu: Jejak Panjang Kemerdekaan Pasifik Selatan
Tak hanya di Eropa, negara kecil di Samudra Pasifik Selatan, Vanuatu, juga merayakan Hari Konstitusi pada tanggal yang sama. Negara kepulauan yang terdiri dari 83 pulau ini memiliki sejarah kolonial yang unik karena pernah dikuasai bersama oleh Prancis dan Inggris sejak tahun 1906 melalui perjanjian Kondominium Anglo-Prancis.
Gerakan kemerdekaan mulai muncul pada tahun 1960-an, dipimpin oleh Walter Lini melalui Partai Nasional New Hebrides. Setelah perjuangan panjang, konstitusi Vanuatu ditandatangani pada 5 Oktober 1979, dan setahun kemudian, negara ini resmi merdeka pada 1980.
Kini, Hari Konstitusi dirayakan dengan pidato nasional, upacara adat, serta festival budaya di berbagai pulau, sebagai simbol kesatuan dan kebebasan rakyat Vanuatu dari penjajahan.
5. Hari Meningitis Sedunia: Seruan Global untuk Kesehatan Dunia
Selain momen sejarah dan perjuangan, 5 Oktober juga memiliki makna kemanusiaan melalui Hari Meningitis Sedunia (World Meningitis Day). Peringatan ini diinisiasi oleh Confederation of Meningitis Organisations (CoMO) pada tahun 2008. Ini awalnya digelar setiap 24 April sebelum akhirnya dipindahkan ke tanggal 5 Oktober.

Tujuan utama peringatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya meningitis, penyakit mematikan yang menyerang selaput otak dan sumsum tulang belakang. Kampanye global ini juga menekankan pentingnya vaksinasi, deteksi dini, serta akses perawatan yang cepat.
CoMO kini bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menjadikan Hari Meningitis Sedunia sebagai hari kesehatan internasional resmi. Upaya bersama ini menjadi bagian dari misi global untuk menghapus meningitis pada tahun 2030.
Peristiwa Penting Dunia yang Terjadi pada 5 Oktober
Selain peringatan hari besar, tanggal 5 Oktober juga menyimpan berbagai peristiwa bersejarah dunia yang patut dikenang:
- 1945: Terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal TNI.
- 1910: Portugal resmi menjadi republik setelah penggulingan monarki.
- 1962: Band legendaris The Beatles merilis single debut “Love Me Do.”
- 1965: Pemakaman para Pahlawan Revolusi korban G30S/PKI di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
- 2021: Microsoft resmi meluncurkan sistem operasi Windows 11.
Selain itu, 5 Oktober juga merupakan hari lahir sejumlah tokoh terkenal dunia seperti Kate Winslet (1975), Guy Pearce (1967), dan Asmirandah Zantman (1989).
Makna 5 Oktober bagi Dunia
Dari sejarah militer Indonesia hingga perjuangan kemerdekaan negara lain, dari dedikasi guru hingga kampanye kesehatan global, 5 Oktober menggambarkan semangat kemanusiaan, pendidikan, dan kebebasan.
Tanggal ini menjadi pengingat bahwa perjuangan, ilmu, dan kesadaran sosial adalah fondasi bagi kemajuan bangsa dan dunia.
Baik melalui keberanian prajurit, ketulusan guru, maupun semangat rakyat memperjuangkan haknya, semuanya bermuara pada satu hal: membangun dunia yang lebih baik untuk generasi mendatang.