Saham ADRO Diburu Ritel? Harga Masih UndervaluedPT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO)

Tribun Tren – PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) kembali mencatat peningkatan jumlah pemegang saham per akhir September 2025. Dalam laporan registrasi bulanan yang dirilis perseroan, jumlah investor ADRO mencapai 219.917 pihak, naik signifikan dibanding Agustus 2025 yang tercatat 209.253 investor.

Mayoritas investor berasal dari kalangan perorangan atau ritel, yaitu sebanyak 218.812 pihak, yang secara kolektif menggenggam 29,43% saham perusahaan. Kendali utama tetap dipegang oleh PT Adaro Strategic Investments, yang memegang 47,79% saham ADRO. Kenaikan jumlah investor ini mencerminkan minat yang terus meningkat terhadap saham ADRO, meskipun pergerakan harga saham masih cukup fluktuatif.

Buyback Belum Dilakukan, Saham Menguat Sementara

Meskipun ADRO sedang dalam periode program buyback sejak hasil RUPS pada 2 Juni 2025 hingga 3 Juni 2026, perusahaan belum melakukan pembelian kembali saham pada bulan September. Jumlah saham treasuri masih bertahan di angka 589.195.200 lembar, atau sekitar 2,004% dari total saham beredar.

Sementara itu, pada 10 Oktober 2025, harga saham ADRO tercatat menguat 1,16% ke posisi Rp 1.750 per lembar. Penguatan ini terjadi setelah sehari sebelumnya saham sempat melemah 6,49%, menunjukkan tingginya volatilitas pasar terhadap emiten ini.

Saham ADRO Diburu Ritel? Harga Masih Undervalued
Penampakan Gedung PT. Alamtri Resources Indonesia Tbk

Valuasi Saham ADRO Masih Murah

Di balik volatilitas harga, salah satu daya tarik utama saham ADRO adalah valuasinya yang masih tergolong murah. Rasio price to book value (PBV) berada di angka 0,69 kali, dan price earning ratio (PER) sebesar 4,07 kali (TTM), membuatnya terlihat undervalued dibanding emiten lain di sektor serupa.

Banyak analis melihat bahwa harga saham ADRO belum mencerminkan potensi pertumbuhan jangka panjangnya, terutama setelah perusahaan mengarahkan strategi bisnis ke sektor energi terbarukan dan mineral.

Transformasi Bisnis: Fokus ke Energi Terbarukan dan Pengolahan Mineral

Seiring dengan strategi diversifikasi, ADRO telah mengurangi eksposur bisnis batu bara termal dan kini fokus pada pengembangan energi bersih dan industri hilirisasi mineral.

Di sektor energi terbarukan, ADRO sedang menggarap beberapa proyek strategis, termasuk:

  • Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kalimantan Tengah
  • Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di kawasan industri Kalimantan Utara

Kedua proyek ini dirancang untuk mendukung transisi energi nasional menuju sumber daya yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Saham ADRO Diburu Ritel? Harga Masih Undervalued
Logo PT Alamtri Resources Indonesia Tbk

Smelter Aluminium Siap Operasi Bertahap Akhir 2025

Melalui anak usaha publiknya, PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR), ADRO juga tengah membangun smelter aluminium di Kalimantan Utara, yang dikelola oleh PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).

Menurut pernyataan Sekretaris Perusahaan ADMR, Mahardika Putranto, fasilitas ini dijadwalkan memulai operasi tahap pertama (first pot operation) pada akhir 2025.

Smelter tersebut ditargetkan memiliki kapasitas awal 500.000 ton aluminium ingot per tahun, dengan rencana peningkatan hingga 1,5 juta ton per tahun dalam beberapa fase pengembangan ke depan. Proyek ini menjadi bagian penting dari upaya hilirisasi mineral yang didorong oleh pemerintah.

Bandingkan Valuasi: Saham ADRO vs Emiten Energi Terbarukan Lain

Menariknya, meski telah bergeser ke bisnis yang lebih ramah lingkungan, valuasi ADRO masih jauh lebih rendah dibandingkan pemain lain di sektor energi terbarukan. Misalnya:

  • PGEO (Pertamina Geothermal Energy Tbk) memiliki PER sekitar 22,80
  • BREN (Barito Renewables Energy Tbk) bahkan mencatat PER sangat tinggi, yaitu 437,19

Sedangkan ADRO hanya diperdagangkan di kisaran PER 3,81 (TTM), berdasarkan analisis pada pertengahan 2025. Rasio PBV-nya pun jauh di bawah rata-rata sektor. Ini mengindikasikan bahwa saham ADRO masih undervalued. Kemungkinan karena stigma “warisan batu bara” yang masih melekat, meski arah bisnisnya sudah berubah.

Saham ADRO Diburu Ritel? Harga Masih Undervalued
Foto: Ilustrasi Pergerakan Harga Saham

Dibekingi Nama-Nama Besar

Saham ADRO juga mendapat dukungan dari jajaran pemegang saham papan atas Tanah Air. Beberapa nama besar yang berada di belakang ADRO antara lain:

  • Boy Thohir
  • TP Rachmat
  • Edwin Soeryadjaya

Kehadiran mereka memperkuat kepercayaan investor terhadap tata kelola dan arah strategis perusahaan ke depan.

Potensi Besar di Balik Harga Murah Saham ADRO

PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) menunjukkan transformasi bisnis yang serius, dari batu bara menuju energi terbarukan dan hilirisasi mineral. Proyek-proyek strategis yang tengah digarap menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya beradaptasi, tetapi juga siap menjadi pemain utama dalam era transisi energi.

Dengan jumlah investor yang terus bertambah, proyek jangka panjang yang menjanjikan, dan valuasi saham yang masih rendah, ADRO layak menjadi perhatian investor yang mencari kombinasi antara pertumbuhan dan harga menarik.

Jika tren positif ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin target harga yang pernah dipatok analis, yakni Rp 4.500 per saham, bisa menjadi kenyataan dalam jangka menengah.

Baca Juga: “Kenapa Saham BBCA Turun Terus?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: You can't continue this action because it is blocked by Cloudflare