Tribun Tren – Serial drama Korea Genie: Make a Wish, produksi Netflix tahun 2025, mendadak menjadi pusat kontroversi global. Alih-alih meraih popularitas seperti pendahulunya, drama fantasi ini justru menuai gelombang protes, khususnya dari komunitas Muslim. Tuduhan pelanggaran nilai-nilai agama dan penggunaan simbol-simbol suci Islam secara tidak sensitif menyebabkan kemarahan luas, hingga membuatnya tercatat sebagai drama Korea dengan rating terendah tahun ini, hanya memperoleh 5.9/10 di Google Reviews.
Konsep Fantasi Genie: Make a Wish yang Menyulut Kontroversi
Drama ini dibintangi oleh Kim Woo-bin dan Bae Suzy, dua aktor papan atas Korea Selatan, dan mengangkat kisah seorang jin yang jatuh cinta pada manusia. Di permukaan, premisnya tampak seperti kisah cinta klasik berlatar fantasi. Namun masalah muncul ketika tokoh “jin” digambarkan memiliki elemen yang menyerupai Iblis, figur jahat dalam ajaran Islam.
Penggambaran Iblis sebagai sosok tragis dan romantis memicu reaksi keras. Penonton menilai penyajian tersebut tidak hanya menyesatkan, tapi juga melanggar batas-batas sensitivitas beragama, terutama ketika beberapa istilah dan kutipan yang berasal dari Al-Qur’an digunakan sebagai bagian dari narasi fiktif.

Media Sosial Meledak: Seruan Boikot hingga Tagar Viral
Sejak episode pertama tayang, media sosial dipenuhi dengan kecaman. Unggahan protes dari pengguna di berbagai negara Muslim membanjiri platform seperti TikTok dan X (sebelumnya Twitter), dengan tagar seperti #BoycottGenieMakeAWish dan #CancelNetflix menjadi trending topic internasional.
Salah satu komentar yang viral menyatakan, “Baru dua menit, tapi sudah disuruh bersimpati pada Iblis? Ini bukan hanya tidak sopan, ini penghinaan.” Reaksi lain menyoroti penggunaan istilah suci: “Kata-kata dari Al-Qur’an bukan properti untuk dijadikan bahan cerita romansa. Ini menyakitkan.”
Ketegangan meningkat seiring beredarnya potongan adegan yang memperlihatkan tokoh jin mengutip ayat-ayat yang dimaknai secara simbolik, namun tanpa konteks religius yang tepat.
Perdebatan Antara Kebebasan Kreatif dan Sensitivitas Budaya
Di tengah derasnya kritik, sebagian kecil penonton mencoba mengambil posisi netral. Mereka berargumen bahwa Genie: Make a Wish hanyalah karya fiksi dan bahwa dunia hiburan kerap mengambil inspirasi dari berbagai mitologi, termasuk kisah tentang jin atau iblis dari berbagai budaya.
Namun pandangan ini ditanggapi dengan skeptis. Banyak yang menilai bahwa agama bukanlah tema yang bisa diperlakukan sembarangan. Hal ini terlebih jika berkaitan dengan simbol-simbol sakral yang masih sangat hidup dalam kehidupan masyarakat. Isu ini pun membuka kembali diskusi lama soal batas antara kebebasan berekspresi dalam seni dan penghormatan terhadap keyakinan global.

Aktor Dipuji, Tapi Jalan Cerita Genie: Make a Wish Dikecam
Ironisnya, meskipun dikecam karena isinya, akting para pemeran utama Genie: Make a Wish justru menuai pujian. Kim Woo-bin dinilai berhasil membawakan karakter jin dengan kedalaman emosi yang kuat. Sementara Bae Suzy tampil memukau dalam peran sebagai manusia yang terjebak dalam dunia magis.
Adegan-adegan romantis mereka bahkan viral di platform berbagi video, menunjukkan daya tarik visual dan sinematografi yang memanjakan mata. Namun, kekaguman terhadap akting tersebut tidak mampu menutupi ketidaknyamanan penonton terhadap konten cerita. Bahkan kemunculan bintang tamu seperti Song Hye-kyo dianggap tidak cukup untuk menyelamatkan reputasi drama ini.
Beberapa kritikus juga menyoroti kemiripan visual dengan cerita-cerita fantasi Barat seperti Aladdin. Ini yang memperkuat kesan bahwa drama ini mengambil pendekatan “eksotifikasi budaya” alih-alih menghormati sumber aslinya.
Netflix Bungkam, Kreator Genie: Make a Wish Disorot
Hingga saat artikel ini ditulis, Netflix belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait polemik ini. Reaksi diam ini justru memperburuk citra perusahaan di mata sebagian besar penonton yang menuntut klarifikasi.
Penulis naskah drama ini, Kim Eun-sook, yang sebelumnya dikenal lewat karya-karya populer seperti Goblin dan Mr. Sunshine, kini menghadapi kritik paling tajam sepanjang kariernya. Banyak yang menyayangkan keputusannya mengangkat tema agama secara eksplisit tanpa riset dan pendekatan yang matang.

Dampak Global dan Refleksi Industri Hiburan
Kontroversi Genie: Make a Wish menjadi peringatan serius bagi industri hiburan global bahwa eksplorasi tema spiritual dan religius memerlukan tanggung jawab budaya yang tinggi. Penggunaan elemen keagamaan sebagai bumbu narasi fiksi, meski dilakukan atas nama kreativitas, berpotensi memicu luka kolektif yang dalam jika tidak dikelola dengan bijak.
Dengan rating yang merosot dan reputasi yang tercoreng, nasib drama ini tampaknya akan berakhir sebagai catatan kelam dalam sejarah K-drama. Lebih dari itu, kasus ini menjadi cermin penting bagi para kreator agar lebih berhati-hati dalam menyentuh batas kepercayaan yang sakral di tengah masyarakat multikultural dunia.