Tribun Tren – Stevanus Revaldo, dikenal sebagai Stevansyoung, tengah jadi sorotan setelah kediamannya didatangi anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Peristiwa ini menjadi viral dan menimbulkan perdebatan di media sosial terkait batas kebebasan berekspresi dan sensitivitas terhadap isu keagamaan.
Apa Itu Banser?
Banser adalah organisasi keamanan dan kepemudaan di bawah naungan Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), yang merupakan bagian dari Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia. Banser bertugas menjaga keamanan dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Selain itu, juga aktif dalam misi kemanusiaan seperti bantuan bencana, pengamanan acara keagamaan, hingga penanganan konflik sosial.
Dalam konteks ini, Banser Jember merasa perlu mendatangi rumah Stevansyoung karena kontennya dianggap menyinggung nilai-nilai pesantren dan para kiai, yang merupakan pilar penting dalam tradisi NU.
Konten Kontroversial Stevansyoung: Kritik terhadap Trans7 dan Pesantren
Masalah bermula dari video terbaru yang diunggah Stevansyoung di kanal YouTube-nya. Dalam video tersebut, ia membahas pemberitaan Trans7 terkait kehidupan pesantren dan para kiai. Trans7 sendiri sebelumnya telah mendapat kritik dari masyarakat karena tayangan yang dianggap bias dan menyudutkan lingkungan pesantren.
Namun, menurut Banser, dalam kontennya Stevansyoung justru tampak membela Trans7 secara berlebihan. Ia dianggap menyampaikan narasi yang seolah menggiring opini publik untuk mengabaikan pentingnya klarifikasi dari pihak stasiun televisi tersebut. Banser menilai, cara Stevansyoung membawakan topik tersebut tidak menunjukkan pemahaman yang utuh terhadap budaya dan tradisi pesantren.
“Kami ingin tabayyun dan mengklarifikasi karena dalam video itu seakan-akan Trans7 sudah benar dan tidak perlu minta maaf. Padahal, pesantren punya kekhasan yang tidak bisa disamaratakan apalagi oleh orang luar,” ujar Muhammad Irwan, Wakil Komandan Satuan Banser Cabang Jember.
Reaksi Stevansyoung: Klarifikasi dan Permintaan Maaf
Menyikapi kedatangan Banser ke rumahnya di Perumahan Rich Village, Jember, Stevansyoung menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Ia mengakui bahwa konten tersebut tidak sepenuhnya tepat dan menimbulkan kesalahpahaman.
“Konten itu saya buat untuk mengalihkan perhatian publik ke isu Undang-Undang Reses yang sedang dibahas di DPR. Tapi ternyata saya salah dalam memilih pendekatan dan narasi,” ungkap Stevanus.
Ia menambahkan bahwa niat awalnya bukan untuk menyudutkan pihak manapun, apalagi menghina pesantren atau kiai. “Saya mohon maaf sebesar-besarnya, terutama kepada warga NU, Banser, dan para santri yang merasa tersinggung,” katanya.
Insiden ini akhirnya dibawa ke pihak kepolisian untuk difasilitasi penyelesaiannya secara damai. Kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan permasalahan melalui jalur musyawarah.
Siapa Sebenarnya Stevansyoung?
Di balik kontroversi ini, publik pun semakin penasaran: siapa sebenarnya sosok Stevansyoung?
Stevanus Revaldo adalah seorang kreator konten digital dan YouTuber yang dikenal lewat video-video satir dan komentarnya terhadap fenomena sosial, politik, serta media. Ia dikenal karena membahas isu-isu kompleks dengan gaya yang ringan, humoris, dan kadang menyentil.
Kanal YouTube-nya, “Stevansyoung”, memiliki lebih dari 1,7 juta pelanggan, dan menjadi salah satu kanal dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia dalam kategori edukatif dan satir. Tak hanya aktif di YouTube, ia juga dikenal di Instagram dengan lebih dari 350 ribu pengikut, serta aktif di komunitas Discord dan Spotify untuk menjangkau penonton muda.
Melalui label kreatifnya “Young Studio”, Stevanus juga terlibat dalam berbagai proyek kreatif anak muda dan festival seni digital. Ia sering menyuarakan isu-isu sosial yang jarang diangkat oleh media arus utama. Ini seperti kebijakan pemerintah, fenomena dunia maya, hingga budaya pop.
Namun, pendekatan kritisnya yang tajam kadang menimbulkan kontroversi, seperti yang terjadi pada video terkait Trans7 dan pesantren ini.
Antara Kebebasan Berekspresi dan Sensitivitas Sosial
Kasus Stevansyoung menjadi pengingat pentingnya etika dalam kebebasan berekspresi, khususnya di ruang publik seperti media sosial. Di era digital ini, siapa pun bisa menyampaikan pendapatnya secara terbuka. Namun, tetap dibutuhkan kehati-hatian dalam membahas isu-isu sensitif, terutama yang menyangkut agama, tradisi, dan komunitas tertentu.
Meski Stevanus telah meminta maaf, kasus ini membuka diskusi luas mengenai batas antara kritik yang konstruktif dan narasi yang berpotensi menyinggung. Dalam konteks Indonesia yang plural dan religius, pemahaman lintas budaya dan komunikasi yang bijak sangat dibutuhkan, terutama oleh para content creator.
Kontroversi yang melibatkan Stevansyoung dan Banser Jember menjadi pelajaran penting tentang bagaimana sebuah konten bisa berdampak besar di masyarakat, bahkan ketika niat awalnya bukan untuk menyulut konflik.
Stevanus kini tengah berusaha memperbaiki kesalahpahaman tersebut dan mengajak publik untuk kembali fokus pada isu yang ia angkat: pembahasan RUU Reses di DPR. Terlepas dari kontroversinya, ia tetap menjadi salah satu YouTuber yang berhasil memadukan humor, analisis, dan keberanian menyuarakan opini di tengah derasnya arus informasi.