Tribun Tren – Masyarakat Nias Selatan diminta meningkatkan kewaspadaan akibat potensi cuaca ekstrem yang dipicu tingginya curah hujan belakangan ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Kepala BMKG Nias, Carles, S.T., M.Si., memperingatkan bahwa wilayah Kepulauan Nias sangat rentan terhadap hujan berkepanjangan dan dampak ikutan seperti tanah longsor dan banjir.
Dalam wawancaranya pada program “KENTONGAN” di RRI Nias Selatan, Carles mengungkapkan bahwa karakter iklim di Kepulauan Nias tergolong non-zona, yang artinya tidak memiliki musim kemarau dan hujan yang tegas, melainkan curah hujan terjadi hampir sepanjang tahun.
“Peluang terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Nias sangat tinggi. Hampir setiap bulan kita mengalami hujan, bahkan dalam durasi yang cukup panjang,” ujarnya pada Rabu, 22 Oktober 2025.

Fenomena IODM Picu Curah Hujan Tinggi
Cuaca ekstrem yang tengah terjadi di Nias Selatan tidak terjadi begitu saja. Menurut BMKG, salah satu penyebab utama tingginya curah hujan saat ini adalah fenomena Indian Ocean Dipole Mode (IODM), yang sedang berada dalam fase positif kuat.
IODM merupakan fenomena iklim yang melibatkan anomali suhu permukaan laut di Samudera Hindia, yang berdampak pada pergerakan massa udara dan pola hujan di kawasan sekitarnya. Dalam fase positif, suhu laut di bagian barat Samudera Hindia lebih hangat daripada di timur, mendorong terbentuknya awan dan hujan lebih intens di wilayah seperti Indonesia bagian barat, termasuk Sumatera.
“Fenomena ini menyebabkan peningkatan pembentukan awan hujan di wilayah pantai barat, termasuk Nias. Tidak heran jika intensitas hujan meningkat dan berlangsung hampir tanpa jeda,” jelas Carles.
Tanda-Tanda Alam Tak Bisa Diabaikan
Sejumlah wilayah di Nias telah melaporkan kejadian tanah longsor dan genangan air yang mengganggu aktivitas warga. Hujan yang terus mengguyur selama hampir 24 jam non-stop telah membuat kondisi tanah jenuh air, terutama di kawasan perbukitan dan lereng curam.
BMKG memperingatkan warga agar mulai mewaspadai tanda-tanda awal longsor, seperti:
- Retakan pada tanah atau jalanan
- Air keruh yang tiba-tiba mengalir dari lereng
- Pohon atau tiang yang mulai miring
- Suara gemuruh dari perbukitan
Jika tanda-tanda ini muncul, warga diminta segera menjauh dari lokasi rawan dan mengaktifkan rencana evakuasi keluarga.

Langkah Mitigasi Ketika Cuaca Ekstrem
Dengan cuaca ekstrem yang masih mungkin berlanjut dalam beberapa minggu ke depan, BMKG dan pemerintah daerah mengimbau masyarakat untuk tidak hanya mengandalkan informasi lisan, tetapi aktif memantau pembaruan cuaca dari kanal resmi, seperti aplikasi Info BMKG, media sosial resmi, atau siaran radio lokal.
Adapun langkah-langkah mitigasi yang dianjurkan meliputi:
- Menghindari aktivitas luar ruangan saat hujan lebat
- Tidak berlindung di bawah pohon besar saat angin kencang
- Membersihkan saluran air di sekitar rumah agar tidak tersumbat
- Menyediakan peralatan darurat seperti senter, baterai cadangan, dan P3K
- Menentukan jalur evakuasi yang aman dan mudah dijangkau
Pemerintah Didorong Responsif
BMKG juga mendorong instansi pemerintah, baik di tingkat desa maupun kabupaten, untuk mengambil langkah responsif dan preventif menghadapi potensi bencana. Ini termasuk menyiagakan tim tanggap bencana, mengevaluasi titik rawan longsor, dan menyosialisasikan rencana darurat kepada masyarakat.
Langkah lainnya adalah mengaktifkan posko pemantauan cuaca dan bencana, serta memastikan ketersediaan logistik dasar jika sewaktu-waktu evakuasi diperlukan.

Cuaca Ekstrem Bisa Berkepanjangan
Menurut prakiraan BMKG, cuaca ekstrem akibat IODM bisa berlangsung lebih dari satu bulan tergantung kekuatan dan fase pergerakan atmosfer. Meski sifatnya musiman, dampak IODM dapat sangat signifikan, terutama jika terjadi bersamaan dengan fenomena iklim lain seperti La Nina atau Madden-Julian Oscillation (MJO).
Karenanya, kewaspadaan tidak boleh bersifat reaktif, tetapi harus menjadi bagian dari kesiapan jangka panjang. Ini terutama di wilayah seperti Nias yang secara geografis dan geologis rawan terhadap bencana hidrometeorologi.
Waspada dan Siaga Cuaca Ekstrem
Cuaca ekstrem bukanlah hal sepele, terlebih di wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi seperti Nias Selatan. Dengan hujan deras yang terus mengguyur dan ancaman longsor yang nyata, penting bagi seluruh elemen, baik masyarakat, pemerintah, maupun media, untuk bersinergi menghadapi risiko yang ada. Tetap waspada, pantau informasi resmi, dan jangan tunda tindakan jika tanda-tanda bahaya mulai terlihat.