Kilang Cilacap: Pionir Green Refinery, Avtur dari Minyak JelantahKilang Minyak Cilacap

Tribun Tren – Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit RU IV Cilacap kini menjadi garda terdepan dalam mewujudkan transisi energi nasional. Melalui inovasi pengolahan minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO) menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF), kilang ini menghadirkan bahan bakar pesawat ramah lingkungan yang sekaligus menjadi simbol perubahan menuju masa depan hijau.

Inovasi Energi dari Limbah Dapur di Kilang Cilacap

Langkah berani ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Pertamina, tetapi juga tonggak penting bagi Indonesia dalam mengelola limbah rumah tangga. Melalui pendekatan teknologi mutakhir, minyak goreng bekas yang sebelumnya dianggap sampah kini bertransformasi menjadi energi penerbangan berkelanjutan.

Dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Donan Hall, Cilacap, manajemen RU IV Cilacap menegaskan kesiapan seluruh divisi dalam mengimplementasikan proyek SAF berbasis UCO.

Manager Engineering and Development Kilang Cilacap, Jefri A. Simanjuntak, menuturkan bahwa FGD tersebut merupakan tahap krusial untuk mematangkan kesiapan operasional kilang.

FGD ini menjadi langkah penting untuk memastikan kilang siap mengolah UCO menjadi SAF secara optimal. SAF adalah produk rendah emisi yang mendukung target dekarbonisasi nasional dan mempercepat transisi menuju energi bersih.

Kilang Cilacap: Pionir Green Refinery, Avtur dari Minyak Jelantah
Tangki Minyak Pertamina

Dari Uji Coba ke Produksi Nyata

Kilang Cilacap menargetkan uji coba produksi SAF dimulai pada akhir Juli 2025 dan berlanjut hingga Agustus untuk proses evaluasi. Pada tahap awal, kapasitas produksi diproyeksikan mencapai 8,9 metric barrel (MB), dengan komposisi 3% UCO dicampurkan ke bahan baku avtur konvensional. Formulasi ini diharapkan menjadi fondasi awal bagi pengembangan skala industri di masa depan.

Produk SAF hasil inovasi anak negeri ini tidak hanya mengedepankan efisiensi energi. Namun, juga menekan emisi karbon hingga 84% dibandingkan bahan bakar fosil. Angka ini menjadikan SAF sebagai solusi konkret bagi industri penerbangan yang tengah mencari jalan menuju net zero emission.

SAF Kilang Cilacap: Standar Internasional dan Keamanan Terjamin

Secara teknis, SAF yang dihasilkan Kilang Cilacap telah memenuhi standar nasional dan internasional, termasuk SK Dirjen Migas Nomor 70 Tahun 2025, serta ASTM D1655 dan Defstan 91-091. Sertifikasi ini memastikan bahwa bahan bakar ramah lingkungan tersebut aman digunakan oleh berbagai jenis pesawat komersial dan militer tanpa memerlukan modifikasi mesin.

Langkah ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang mampu bersaing dalam pengembangan energi terbarukan. Hal ini khususnya di sektor penerbangan, bidang yang selama ini dikenal sulit beralih dari ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Kilang Cilacap: Pionir Green Refinery, Avtur dari Minyak Jelantah
Ilustrasi Kilang Minyak Cilacap

Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat

Inovasi hijau tidak akan berjalan tanpa dukungan masyarakat. Pertamina kini menggerakkan program pengumpulan minyak jelantah dari rumah tangga dan pelaku usaha kecil. Sebanyak 35 titik pengumpulan telah didirikan di berbagai lokasi strategis. Di mana masyarakat dapat menyerahkan minyak bekas pakai dan memperoleh insentif saldo rupiah sebagai imbalan.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, dalam acara Inaugurasi Special Flight SAF bersama maskapai Pelita Air di Bandara Soekarno-Hatta, menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan program prioritas Presiden Prabowo.

“Ini adalah bagian dari Asta Cita: memperkuat ketahanan dan kemandirian energi nasional. Indonesia tidak hanya ingin mandiri secara energi, tapi juga berdaulat dalam teknologi hijau,” ujar Dadan.

Penerbangan perdana Jakarta-Bali menggunakan SAF menjadi simbol nyata bahwa transisi energi bersih bukan sekadar wacana, melainkan langkah praktis yang telah diimplementasikan di lapangan.

Dukungan Riset dan Jejak Inovasi Sejak 2021

Keberhasilan SAF Cilacap bukan hadir secara tiba-tiba. Sejak 2021, Pertamina telah bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengembangkan formula bioavtur campuran 2,4% (J2.4) menggunakan mekanisme co-processing di fasilitas TDHT 1 RU IV Cilacap.

Rangkaian uji terbang pun telah dilakukan. Pada Oktober 2021, pesawat CN235-200 FTB buatan PT Dirgantara Indonesia berhasil melaksanakan penerbangan uji rute Bandung-Jakarta. Dua tahun kemudian, Garuda Indonesia melakukan uji terbang komersial dengan pesawat Boeing 737-800 rute Jakarta-Solo-Jakarta menggunakan bahan bakar serupa. Hasilnya menunjukkan performa pesawat tetap optimal tanpa perbedaan signifikan dibandingkan avtur konvensional.

Kilang Cilacap: Pionir Green Refinery, Avtur dari Minyak Jelantah
Truk Pengangkut Minyak Pertamina

Kilang Cilacap: Pionir Energi Bersih

Kilang Cilacap kini menjadi pionir green refinery di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa transformasi energi dapat berjalan beriringan dengan inovasi industri dan pemberdayaan masyarakat. Langkah ini juga mendukung prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) serta Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada poin ke-7 tentang akses energi bersih dan poin ke-9 tentang inovasi industri.

Meski masih ada tantangan dalam pengembangan bioetanol dan peningkatan kerja sama lintas sektor, keberhasilan proyek SAF menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kapasitas dan keahlian untuk menjadi pemimpin energi hijau di Asia Tenggara.

Transformasi yang dilakukan Kilang RU IV Cilacap bukan sekadar proyek teknologi, melainkan cerminan perubahan paradigma energi nasional. Dari limbah dapur menjadi bahan bakar pesawat, dari sekadar wacana menjadi implementasi nyata. Ini adalah bukti bahwa Indonesia siap menuju era energi bersih, mandiri, dan berkelanjutan.

Baca Juga: “Daftar Kinerja Yandri Susanto yang Membuatnya Jadi Menteri Terbaik Ketiga”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: You can't continue this action because it is blocked by Cloudflare