Badai Terkuat 2025 (Melissa) Hantam JamaikaPerkiraan Pergerakan Badai Melissa Mencapai Daratan Jamaika

Tribun Tren – Pulau Jamaika kini berada dalam kondisi siaga penuh menghadapi Badai Melissa, badai kategori lima yang sangat berbahaya. Para ahli meteorologi menyebutnya sebagai badai terkuat di dunia pada tahun 2025, bahkan mungkin yang paling dahsyat dalam sejarah pulau tersebut. Hingga Senin malam (27/10) waktu setempat, tiga orang dilaporkan tewas di Jamaika. Sementara badai mendekat dengan kecepatan angin mencapai 260-282 km/jam.

Badai Melissa Kategori 5 yang Bergerak Perlahan

Menurut laporan Pusat Badai Nasional Amerika Serikat (NHC), pusat Badai Melissa berada sekitar 233 kilometer barat daya Kingston, ibu kota Jamaika. Badai ini bergerak sangat lambat ke arah barat laut, hanya sekitar 6 km per jam. Ini menjadikannya semakin berbahaya karena membawa hujan deras yang berkepanjangan.

NHC menyebut tekanan udara yang sangat rendah dan kecepatan angin ekstrem menjadikan Melissa badai terkuat di dunia sepanjang tahun 2025. Dengan kekuatan tersebut, badai ini kini menjadi sistem tropis paling intens di Atlantik untuk musim tahun ini.

Badai Terkuat 2025 (Melissa) Hantam Jamaika
Penampakan Citra Satelit Badai Melissa

Korban dan Dampak Awal di Karibia

Selain tiga korban jiwa di Jamaika, Badai Melissa juga menimbulkan empat kematian di Haiti dan Republik Dominika. Di Haiti, ratusan rumah terendam banjir akibat hujan deras. Sementara di Republik Dominika, seorang pria berusia 79 tahun meninggal terseret arus di Santo Domingo, dan seorang anak berusia 13 tahun dilaporkan hilang setelah tersapu ombak besar.

Di Jamaika, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan mengonfirmasi tiga kematian terjadi bahkan sebelum badai menyentuh daratan. Otoritas memperingatkan bahwa jumlah korban kemungkinan akan meningkat mengingat badai masih terus bergerak mendekati pulau.

Ancaman Banjir Bandang dan Tanah Longsor

Peringatan keras dikeluarkan oleh NHC: angin, banjir, dan gelombang badai berskala bencana akan melanda Jamaika mulai Senin malam hingga Selasa (28/10) pagi. Deputi Direktur NHC, Jamie Rhome, mengatakan bahwa karena pergerakan Melissa yang lambat, hujan ekstrem hingga 100 sentimeter dapat terjadi dalam empat hari mendatang.

“Perlambatan ini akan menyebabkan hujan deras berkepanjangan dan berpotensi menjadi bencana besar bagi Jamaika,” ujarnya.

Menteri Pendidikan Jamaika, Dana Morris Dixon, menyebut badai ini sebagai “yang belum pernah dialami sebelumnya.” Ia menjelaskan bahwa curah hujan tinggi sepanjang Oktober telah membuat tanah menjadi jenuh. Hal ini menyebabkan risiko tanah longsor dan banjir besar di daerah pegunungan sangat tinggi.

Evakuasi Massal dan Upaya Pemerintah

Perdana Menteri Jamaika, Andrew Holness, segera memerintahkan evakuasi bagi komunitas yang rentan di seluruh pulau. Melalui akun media sosial resminya di X (dulu Twitter), ia menyerukan agar masyarakat tetap di dalam rumah dan mematuhi semua instruksi evakuasi.

Kita akan melewati badai ini dan bangkit lebih kuat

Pemerintah telah menyiapkan 881 tempat penampungan darurat di seluruh negeri, terbuka untuk umum dan tanpa biaya. Di daerah pedesaan, bus sekolah digunakan untuk mengevakuasi warga lanjut usia, anak-anak, dan penyandang disabilitas.

Direktur NHC, Michael Brennan, memperingatkan agar warga tidak keluar rumah meski mata badai melintas. “Jangan tertipu dengan ketenangan sementara. Setelah itu, badai bisa kembali dengan kekuatan penuh,” ujarnya.

Badai Terkuat 2025 (Melissa) Hantam Jamaika
Ilustrasi Badai Melissa

Prediksi Jalur Badai Melissa dan Daerah Terdampak

Menurut NHC, inti Badai Melissa diperkirakan bergerak melintasi Jamaika pada Selasa (28/10), kemudian menuju Kuba bagian tenggara pada Rabu pagi, dan selanjutnya mendekati Kepulauan Bahama bagian selatan pada Rabu malam.

Kecepatan angin maksimum tercatat 175 mph (sekitar 282 km/jam), jauh di atas ambang kategori 5 dalam Skala Angin Saffir, Simpson, yang dimulai pada 157 mph. Radius angin badai membentang 50 km dari pusat, sedangkan angin badai tropis mencapai hingga 300 km.

Gelombang badai (storm surge) diperkirakan mencapai 9-13 kaki (3-4 meter) di pantai selatan Jamaika dan 6-9 kaki (2-3 meter) di pantai timur Kuba, disertai ombak besar yang merusak.

Potensi Kerusakan dan Perbandingan Sejarah

Meteorolog CBS News, Grant Gilmore, memperingatkan bahwa kecepatan gerak badai yang lambat akan memperparah dampak kehancuran.

Kerusakan akan sangat besar karena badai bergerak perlahan. Semua ancaman, angin, hujan, dan gelombang besar, akan terjadi bersamaan di Jamaika selama lebih dari 36 jam

Sementara itu, analis cuaca Andrew Kozak menambahkan bahwa topografi pegunungan Jamaika memperburuk situasi. Ini disebabkan udara lembap yang dipaksa naik ke lereng akan memicu hujan tambahan. Ia juga membandingkan Melissa dengan Badai Gilbert tahun 1988, yang menewaskan 45 orang dan menyebabkan kerugian lebih dari 700 juta dolar AS. “Jika prediksi ini benar, Melissa bisa menjadi badai paling kuat yang pernah menghantam Jamaika,” ujar Kozak.

Peringatan Resmi dan Daerah Siaga Badai Melissa

NHC telah mengeluarkan peringatan badai tingkat tinggi untuk:

  1. Seluruh Jamaika
  2. Provinsi Granma, Santiago de Cuba, Guantanamo, dan Holguin di Kuba
  3. Bahama bagian tenggara dan tengah

Selain itu, peringatan badai tropis juga berlaku untuk Haiti, Kepulauan Turks dan Caicos, serta provinsi Las Tunas di Kuba. Pangkalan Angkatan Laut AS di Guantanamo Bay telah memindahkan warga sipil yang “tidak bertugas penting” keluar dari area terdampak.

Curah Hujan Ekstrem di Karibia

Badai Melissa diperkirakan akan membawa curah hujan 40-75 sentimeter di sebagian besar Jamaika, dan 20-40 sentimeter di Haiti serta Republik Dominika hingga Rabu.

Untuk Kuba bagian timur, hujan bisa mencapai 50 sentimeter, sementara Bahama bagian selatan akan menerima 10-20 sentimeter. NHC memperingatkan bahwa banjir bandang dan tanah longsor besar kemungkinan akan terjadi di Jamaika dan Hispaniola.

Badai Terkuat 2025 (Melissa) Hantam Jamaika
Badai Melissa Menyebabkan Banjir di Republik Dominika

Dampak Pemanasan Global

Para ilmuwan iklim menyebut perairan Atlantik yang jauh lebih hangat dari rata-rata telah membantu memperkuat Melissa secara cepat. Suhu laut yang tinggi membuat badai memperoleh energi lebih besar, menghasilkan angin yang lebih kuat, curah hujan lebih berat, dan gelombang badai yang lebih tinggi.

Data awal dari Climate Central, lembaga penelitian nirlaba di AS, memperkirakan bahwa perubahan iklim meningkatkan kecepatan angin Melissa hingga 10 mph.

“Perubahan iklim kini benar-benar mengubah pola cuaca dunia. Tidak semua badai akan menguat secepat Melissa. Namun, di dunia yang lebih hangat, kemungkinan badai mengalami intensifikasi cepat akan terus meningkat,” jelas Bernadette Woods Placky, Kepala Meteorolog di Climate Central.

Jamaika dalam Ujian Alam Terbesar

Dengan badai sebesar Melissa yang kini mengancam seluruh pulau, Jamaika menghadapi salah satu ujian alam terbesar dalam sejarah modernnya. Evakuasi sedang berlangsung, tempat penampungan telah dibuka, dan seluruh dunia menatap dengan cemas pada negara kecil di Karibia ini yang tengah berjuang menghadapi amukan badai paling kuat tahun 2025.

Baca Juga: “Kasus Pendaki Ilegal Gunung Gede: Bahaya Mendaki Tanpa Izin!”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: You can't continue this action because it is blocked by Cloudflare