Tribun Tren – Persija vs Bali United Imbang 1-1 menjadi salah satu laga paling ramai dibicarakan dalam lanjutan BRI Super League 2025/26. Pertemuan dua tim besar ini berlangsung di Jakarta International Stadium (JIS) pada Minggu malam, 14 September 2025, dan menghadirkan cerita yang tak hanya sebatas skor akhir. Ada drama strategi, gol perdana pemain anyar, hingga kontroversi aksi jatuh yang memicu perdebatan di kalangan suporter dan pengamat.
Persija vs Bali United dan Drama Gol di JIS
Bali United berhasil membuka keunggulan lebih dulu di menit ke-18 melalui sundulan Mirza Mustafic. Gol ini tercipta setelah memanfaatkan skema serangan balik cepat yang sukses mengejutkan lini pertahanan Persija. Dukungan suporter tuan rumah sempat terdiam sesaat karena gol itu datang pada saat Macan Kemayoran tengah berusaha mendominasi penguasaan bola.
Namun, Persija tidak tinggal diam. Tim besutan Mauricio Souza terus menekan, dan hasilnya terlihat di babak kedua. Pada menit ke-56, Bruno Tubarao mencetak gol perdananya bersama Persija lewat sepakan mendatar yang tak mampu dihentikan kiper Mike Hauptmeijer. Gol ini sekaligus disambut meriah oleh ribuan Jakmania yang memadati JIS.
Walau gencar menyerang hingga menit akhir, peluang-peluang Persija mampu digagalkan Hauptmeijer. Kiper Bali United itu tampil sebagai pahlawan dengan sederet penyelamatan penting yang menjaga skor tetap imbang.

Strategi Persija vs Bali United yang Membuat Laga Panas
Kapten Persija, Rizky Ridho, menilai hasil imbang terjadi karena kurang fokus di babak pertama. Ia mengakui timnya kecolongan akibat kelengahan. Lebih jauh, Ridho menyoroti strategi lawan yang dinilai kerap menghentikan ritme permainan dengan cara terjatuh di momen-momen tertentu. Menurutnya, situasi itu cukup mengganggu tempo ketika Persija mulai menemukan pola menyerang yang efektif.
Sang pelatih Mauricio Souza juga menambahkan bahwa perubahan permainan di babak kedua membuat Persija mampu lebih tenang dalam menyerang. Namun ia tidak menutupi rasa kecewa karena banyak waktu terbuang akibat pertandingan kerap terhenti.
Di sisi lain, Bali United tetap dianggap sukses menjalankan rencana permainan. Meski diserang habis-habisan, mereka mampu menjaga efektivitas serangan balik sekaligus memanfaatkan momen bola mati. Taktik disiplin ini membuat mereka tetap bisa mencuri poin di kandang lawan.

Kontroversi Persija vs Bali United Terkait Julukan Guling-Guling FC
Sorotan terbesar dari laga ini justru datang dari luar lapangan. Media sosial ramai dengan sindiran fans Persija yang melabeli Bali United sebagai “Guling-Guling FC”. Julukan itu muncul karena dianggap terlalu sering menjatuhkan diri demi mengulur waktu.
Menanggapi hal ini, pelatih Bali United, Johnny Jansen, membantah tudingan tersebut. Menurutnya, tidak ada instruksi khusus agar pemain berpura-pura cedera. Ia menjelaskan bahwa intensitas tinggi pertandingan membuat beberapa pemain mengalami kendala fisik yang wajar. Jansen bahkan mengalihkan perhatian dengan menyebut kualitas rumput JIS kurang mendukung permainan cepat.
Komentar Jansen mengingatkan publik bahwa kualitas stadion sempat jadi bahan diskusi sejak awal musim. Beberapa pelatih, termasuk Carlos Pena (Persita Tangerang) dan Hendri Susilo (Malut United), sebelumnya juga mengeluhkan kondisi rumput yang membuat tempo permainan menurun.

Rizky Ridho dan Kritik Usai Pertandingan
Selain memimpin rekan-rekannya di lapangan, Rizky Ridho juga menyuarakan kekecewaannya setelah laga. Ia secara terbuka menilai bahwa aksi jatuh yang berulang mengganggu jalannya pertandingan dan merusak ritme permainan yang sudah coba dibangun Persija.
Pernyataan Ridho ini diperkuat dalam laporan media lain yang mencatat komentarnya setelah laga. Ia berkata, “Kami ingin bermain sepak bola yang bagus, tetapi kadang-kadang lawan terlalu sering jatuh, dan itu membuat permainan terhenti.”
Komentar ini memicu diskusi lebih luas tentang etika dalam permainan sepak bola modern. Banyak pihak menilai wasit harus lebih tegas menilai situasi agar tak ada pihak yang merasa dirugikan akibat strategi semacam itu.
Catatan Penting dari Laga Dua Tim Besar di BRI Super League
Dari hasil imbang ini, beberapa poin penting bisa dicatat:
- Persija menjaga rekor tak terkalahkan dengan tiga kemenangan dan dua hasil seri, meski gagal memperpanjang tren kemenangan kandang.
- Bali United menunjukkan ketangguhan bertahan serta efektivitas serangan balik yang menjadi senjata utama.
- Kualitas rumput di Jakarta International Stadium kembali disorot sebagai faktor yang memengaruhi kualitas pertandingan.
- Kontroversi aksi jatuh menjadi bumbu tambahan yang memperkuat rivalitas antara Persija dan Bali United.
Semua catatan ini menegaskan bahwa sepak bola Indonesia bukan hanya soal teknik dan strategi, tetapi juga soal mentalitas, fair play, serta dukungan infrastruktur yang memadai.
Pertandingan Persija vs Bali United Imbang 1-1 memperlihatkan bagaimana sepak bola selalu menyajikan lebih dari sekadar angka di papan skor. Dari strategi pelatih, performa pemain, hingga kontroversi yang memicu perdebatan publik, semua menjadi bagian dari cerita besar yang terus berkembang.
Bagi Persija, hasil ini memperpanjang rekor unbeaten, meski terasa hambar karena target tiga poin gagal tercapai. Sementara bagi Bali United, satu poin di kandang lawan menjadi bukti kekuatan bertahan mereka di tengah sorotan tajam.
Dengan dinamika seperti ini, pertemuan kedua tim pada putaran berikutnya tentu akan semakin ditunggu. Persaingan bukan hanya soal siapa yang menang, tapi juga bagaimana strategi, mental, dan integritas permainan diuji di level tertinggi kompetisi sepak bola nasional.