Tribun Tren – Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) selalu menjadi perhatian investor lantaran posisi strategisnya di sektor perbankan Indonesia. Di tengah dinamika pasar saham dan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pertanyaan besar yang muncul adalah: Berapa harga wajar saham BBRI saat ini dan bagaimana prospeknya ke depan?
Gambaran Pasar Saham dan IHSG Terkini
Sebelum membahas lebih jauh soal harga saham BBRI, penting memahami situasi pasar saham Indonesia secara umum. IHSG pada pekan lalu berhasil menembus level 8.118, mencatatkan kenaikan signifikan sekitar 14,67% secara year-to-date (YtD). Namun, menurut beberapa analis, IHSG kini berada di fase konsolidasi yang rawan koreksi dalam jangka pendek.
Tim riset dari MNC Sekuritas menilai bahwa meskipun ada potensi penguatan IHSG hingga kisaran 8.200-8.246, risiko penurunan untuk menguji level support di 7.894-7.959 tetap ada. Ini menjadi peringatan bagi para investor agar tetap waspada dan melakukan strategi beli saat harga melemah (buy on weakness).

Prospek Saham BBRI dalam Kuartal IV-2025
Dalam laporan Market Outlook Kuartal IV-2025, Kiwoom Sekuritas menempatkan BBRI sebagai salah satu saham pilihan di sektor keuangan. Rekomendasi overweight diberikan karena prospek pertumbuhan BBRI dinilai positif dengan dasar fundamental yang kuat.
Nilai wajar atau harga wajar saham BBRI untuk target 12 bulan ke depan ditetapkan pada Rp4.720 per saham. Angka ini berasal dari pendekatan valuasi yang menggabungkan metode Dividend Discount Model (DDM), serta analisis valuasi relatif menggunakan Price to Earnings Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV).
Analisis Valuasi Saham BBRI
Untuk memahami harga wajar Rp4.720, mari kita lihat valuasi yang mendasarinya:
- PER (Price to Earnings Ratio): Berdasarkan target harga tersebut, PER BBRI berada di angka 11,02 kali. Ini menunjukkan bahwa harga saham BBRI masih cukup wajar dibandingkan laba yang dihasilkan perusahaan.
- PBV (Price to Book Value): PBV BBRI diperkirakan sebesar 2,13 kali. Rasio ini menunjukkan harga saham relatif dua kali lipat dari nilai buku perusahaan, yang masih dalam kisaran normal untuk sektor perbankan.

Apa Arti Harga Wajar bagi Investor?
Harga wajar adalah estimasi nilai saham yang mencerminkan kondisi keuangan dan prospek bisnis perusahaan secara realistis. Dengan harga pasar yang mendekati atau di bawah harga wajar, saham dianggap sebagai peluang beli yang baik.
Bagi investor, harga wajar sebesar Rp4.720 menjadi patokan untuk mempertimbangkan masuk atau keluar dari saham BBRI. Jika harga pasar di bawah angka tersebut, saham dianggap undervalued dan layak untuk dibeli. Sebaliknya, bila harga sudah jauh di atas, investor perlu waspada terhadap risiko koreksi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham BBRI
Selain valuasi fundamental, harga saham BBRI dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal, antara lain:
- Kinerja Ekonomi Makro Indonesia: Pertumbuhan ekonomi dan stabilitas inflasi sangat memengaruhi kinerja perbankan, termasuk BBRI.
- Kebijakan Moneter dan Suku Bunga: Perubahan suku bunga acuan Bank Indonesia akan berdampak pada margin bunga bersih dan profitabilitas bank.
- Persaingan di Sektor Perbankan: BBRI bersaing dengan bank-bank besar lainnya seperti Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Central Asia (BCA), sehingga inovasi produk dan pelayanan menjadi kunci daya saing.
- Regulasi Pemerintah: Peraturan terkait kredit, likuiditas, dan aspek manajemen risiko turut menentukan kelancaran bisnis bank.
- Sentimen Pasar dan Global: Ketidakpastian global dan sentimen investor juga bisa menyebabkan volatilitas harga saham BBRI.

Perbandingan dengan Saham Bank Lainnya
Kiwoom Sekuritas juga merekomendasikan saham BMRI sebagai pilihan menarik di sektor keuangan pada kuartal IV-2025. Saham BMRI disebut-sebut “terlalu murah” dan memiliki potensi penguatan yang besar. Namun, dari segi valuasi, BBRI masih dinilai lebih stabil dan layak untuk dimiliki dengan potensi keuntungan yang konsisten.
Harga Wajar BBRI dan Rekomendasi Investasi
Berdasarkan analisis Kiwoom Sekuritas, harga wajar saham BBRI dipatok di angka Rp4.720 dengan PER sekitar 11 kali dan PBV sekitar 2,13 kali. Ini menandakan bahwa BBRI masih menarik untuk investasi jangka menengah hingga panjang, terutama dengan posisi sebagai bank terbesar yang fokus pada segmen mikro dan UMKM.
Namun, investor tetap disarankan untuk mencermati pergerakan IHSG dan kondisi pasar secara umum karena risiko volatilitas masih tinggi dalam jangka pendek. Strategi buy on weakness atau membeli saat harga turun bisa menjadi pendekatan bijak untuk mengakumulasi saham BBRI dengan harga yang lebih menguntungkan.