Tribun Tren – Pangeran Dipangkorn Rasmijoti saat ini menjadi pusat spekulasi dalam monarki Thailand sebagai satu‑satunya putra Raja yang resmi diakui. Kondisi ini menjadikannya kandidat paling kuat untuk mewarisi takhta. Namun, di balik status itu terselip dugaan bahwa dirinya mengalami kondisi autisme, yang memunculkan pertanyaan soal kemampuannya menjalankan tugas monarki.
Latar Belakang dan Status Resmi Dipangkorn Rasmijoti
Dipangkorn lahir pada 29 April 2005 di Rumah Sakit Siriraj, Bangkok, melalui operasi sesar. Nama lengkapnya, Dipangkorn Rasmijoti Maha Vajirottamangkun Sirivibulyarajakumar, secara resmi diumumkan oleh kakeknya, Raja Bhumibol Adulyadej (Rama IX), pada 15 Juni 2005. Sejak muda, kerajaan sudah memegang ritus formal kelahiran besar serta upacara kenegaraan untuk menandai kedudukannya dalam garis suksesi.
Ia merupakan putra dari pernikahan Raja Vajiralongkorn dengan istri ketiganya, Srirasmi Suwadee. Meski Dipangkorn muncul sebagai calon pewaris yang paling diunggulkan, status ibunya sempat menjadi masalah: Srirasmi pernah diceraikan, gelarnya dicabut, dan keluarganya terlibat kontroversi internal kerajaan.

dan Ratu Suthida (kanan)
Garis Suksesi dan Rivalitas Internal
Menurut undang-undang suksesi Kerajaan Thailand sejak 1924, hanya anak laki-laki dari pernikahan sah yang bisa mewarisi takhta. Dipangkorn memenuhi syarat tersebut sebagai satu-satunya putra sah yang diakui secara resmi.
Namun, sejarah keluarga kerajaan sangat kompleks. Raja Vajiralongkorn memiliki empat anak laki-laki dari istri keduanya, Sujarinee Vivacharawongse, yang kemudian tidak diakui setelah mereka melarikan diri ke Amerika dan hidup di pengasingan. Mereka kehilangan gelar kerajaan dan hak suksesi. Dalam konteks itu, Dipangkorn berada pada posisi unik: satu-satunya pewaris sah yang diakui. Sementara klaim terhadap takhta lainnya menyisakan banyak kontradiksi.
Meski demikian, istana belum secara resmi mengumumkan bahwa Dipangkorn adalah Putra Mahkota. Keputusan formal semacam itu bisa memicu konflik internal atau kontroversi publik.
Pendidikan dan Kehidupan Tertutup Dipangkorn Rasmijoti
Pada masa kecilnya, Dipangkorn menjalani pendidikan dasar di Chitralada School, sebuah sekolah elite yang berada dalam kompleks istana. Seiring waktu, kehidupan pribadinya kian tertutup: sejak usia remaja, ia diketahui bersekolah di Bavarian International School (BIS) di Jerman, negara tempat Raja Vajiralongkorn juga sering tinggal jauh dari Thailand.
Jarak jauh dari publik Thailand membuat sosok Dipangkorn jarang terlihat dalam upacara kenegaraan atau aktivitas publik. Ia cenderung berinteraksi terbatas, berbeda dengan pewaris pada monarki lain yang sering tampil aktif di depan rakyat.

Dugaan Autisme Dipangkorn Rasmijoti dan Implikasinya
Salah satu isu yang paling kontroversial adalah dugaan Dipangkorn Rasmijoti mengalami autisme atau gangguan perkembangan neurologis. Beberapa laporan independen menyebut bahwa perilaku tertutup, keterbatasan interaksi publik, dan rendahnya eksposur ke media dapat menjadi indikasi kondisi tersebut. Namun, istana tidak pernah memberikan konfirmasi resmi mengenai dugaan ini.
Spekulasi ini menimbulkan sejumlah skenario: jika kerajaan menilai bahwa ia tidak mampu menjalankan tugas penguasa, kemungkinan muncul wali raja atau penunjukan pewaris alternatif menjadi semakin kemungkinan.
Nasib Putri Bajrakitiyabha: Koma Menjadi Krisis Suksesi
Sementara Dipangkorn berada di pusat perdebatan, Putri Bajrakitiyabha Narendira Debyavati Mahidol, kakak tiri Dipangkorn dan putri tertua Raja dari pernikahan pertamanya, telah menjadi simbol harapan dalam garis suksesi. Namun, sejak Desember 2022, ia mengalami kondisi koma panjang akibat masalah jantung, membuatnya absen dari dinamika politik kerajaan.
Sebelum koma, Putri Bajrakitiyabha disiapkan sebagai figur berwibawa: lulusan hukum dan diplomat dengan pengalaman internasional. Namun sekarang, ketidakhadirannya menciptakan kekosongan dalam struktur suksesi, dan menjadikan peluang Dipangkorn semakin besar.

Skenario ke Depan Monarki Thailand
Situasi sekarang menghadirkan beberapa kemungkinan:
1. Pengukuhan Resmi Dipangkorn
Jika istana mengesahkan secara resmi bahwa Dipangkorn adalah Putra Mahkota, maka ia bakal menjadi pemimpin tunggal di garis takhta.
2. Penunjukan Alternatif
Jika autisme atau dugaan ketidakmampuan dianggap sebagai hambatan, istana bisa menunjuk pewaris alternatif atau menetapkan wali raja sementara.
3. Reformasi Konstitusional
Dengan amandemen konstitusi baru sejak 2017, Raja memiliki fleksibilitas memilih pewaris jika tidak ada calon yang dianggap layak berdasarkan aturan lama.
4. Pengaruh Politik dan Publik
Keputusan suksesi bukan hanya masalah internal kerajaan, tetapi juga akan memengaruhi kestabilan politik Thailand, citra monarki, dan dukungan publik dalam era modern.
Dipangkorn Rasmijoti berdiri di persimpangan sejarah monarki Thailand: di satu sisi ia adalah pewaris sah yang diakui resmi, tapi di sisi lain ia menghadapi tantangan serius berupa dugaan kondisi kesehatan dan dinamika politik internal.
Dengan Putri Bajrakitiyabha terbaring dalam koma, kerajaan kini dihadapkan pada keputusan krusial: mengesahkan posisi Dipangkorn atau mencari alternatif lain. Keputusan ini akan menjadi bab penting dalam perjalanan Dinasti Chakri dan arah monarki Thailand di masa depan.