Tribun Tren – Nama Rahmat Shah, pengusaha sukses sekaligus ayah dari aktris ternama Raline Shah, kembali menjadi sorotan publik. Namun kali ini bukan karena sepak terjangnya di dunia bisnis atau politik, melainkan karena ia menjadi korban penipuan dengan total kerugian mencapai Rp254 juta. Ironisnya, pelaku penipuan tersebut ternyata adalah narapidana yang sedang menjalani hukuman di dalam Lapas Kelas 1 Medan.
Modus Penipuan Terhadap Rahmat Shah: Mengaku sebagai Anak Kandung
Kejadian ini bermula saat Rahmat Shah menerima pesan dari nomor WhatsApp yang mengaku sebagai Raline Shah, anaknya sendiri. Pelaku menggunakan foto profil Raline yang diambil dari media sosial untuk meyakinkan Rahmat. Dengan alasan ingin membeli emas Antam sebagai investasi, pelaku meminta sejumlah uang secara bertahap.

Dalam beberapa percakapan, pelaku berhasil membuat Rahmat mengirim uang dengan jumlah berbeda:
- Rp24 juta
- Rp42 juta
- Rp88 juta
- Rp100 juta
Totalnya mencapai Rp254 juta. Rahmat yang tidak mencurigai apapun langsung mentransfer dana tersebut. Penipuan ini disebut sebagai aksi scamming yang sangat rapi, dengan pelaku memanipulasi identitas digital untuk mengelabui korban.
Pelaku Tertangkap: Dua di Antaranya Ternyata Narapidana
Pihak Direktorat Reserse Siber Polda Sumatera Utara berhasil mengungkap identitas pelaku penipuan ini. Terdapat empat orang yang terlibat:
- Muhammad Syarifudin Lubis (25): Napi kasus narkoba
- Rizal (34): Napi kasus narkoba
- Indri Permadani (20): Pacar Syarifudin, warga Langkat
- Tika Handayani (30): Warga Medan
Dua pelaku utama menjalankan aksi dari dalam lapas. Syarifudin berperan sebagai dalang penipuan yang berkomunikasi langsung dengan Rahmat, sementara Rizal bertugas menyediakan ponsel dan akses komunikasi di dalam penjara. Setelah korban mentransfer uang, dana tersebut diteruskan ke Indri dan Tika untuk disebarkan lagi ke berbagai rekening, agar tidak mudah dilacak.
Polisi menyita barang bukti berupa ponsel, kartu ATM, buku tabungan, dan KTP, serta mengenakan pasal-pasal berlapis seperti:
- Pasal 35 juncto Pasal 51 ayat (1) UU ITE
- Pasal 378 KUHP tentang penipuan
- Pasal 55 dan 56 KUHP tentang persekongkolan

Pemanfaatan Get Contact dan Media Sosial
Pelaku diketahui menggunakan aplikasi Get Contact untuk mencari nomor-nomor yang menyimpan nama “Raline Shah”. Dari situ, pelaku melacak kemungkinan target yang punya hubungan personal. Setelah yakin, mereka mengambil foto dari akun Instagram Raline dan menggunakannya sebagai profil WhatsApp.
Modus seperti ini semakin marak di era digital, di mana identitas publik bisa dengan mudah dimanipulasi. Penipuan berbasis hubungan personal (social engineering) terbukti sangat efektif, bahkan terhadap sosok sekaliber Rahmat Shah.
Rahmat Shah: Dari Bengkel ke Bursa Saham Singapura
Rahmat Shah bukanlah sosok biasa. Ia dikenal sebagai pengusaha sukses asal Medan dan tokoh penting dalam dunia politik Indonesia. Kariernya bermula dari pekerjaan sebagai mekanik bengkel mobil milik keluarganya. Namun titik balik terjadi ketika ia direkrut oleh Surya Paloh untuk bekerja di PT Ika Diesel pada 1970-an.
Pada awal 1980-an, Rahmat mendirikan PT Unitwin Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, properti, dan ekspor-impor. Ia juga mendirikan PT Wiraco, distributor alat berat untuk perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, seperti Semen Padang dan Krakatau Steel.
Pada 1990, Rahmat meluncurkan perusahaan baru, PT Cakra Aluminium Industry, yang kemudian menjalin kemitraan dengan perusahaan asal Singapura dan berganti nama menjadi Cakra Compact Aluminium Industries. Perusahaan ini bahkan berhasil menembus Bursa Efek Singapura, sebuah pencapaian langka bagi pengusaha dalam negeri saat itu.
Catatan Kekayaan Rahmat Shah: Potensi Ratusan Miliar Rupiah
Saat mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Utara pada 2012, Rahmat Shah melaporkan kekayaan sebesar Rp139,7 miliar ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui LHKPN. Aset ini mencakup properti, kendaraan, dan berbagai usaha.
Hingga kini, tidak ada pembaruan resmi terkait LHKPN-nya. Namun dengan pertumbuhan nilai aset, bisnis yang terus berjalan, serta koneksi globalnya, kekayaannya diprediksi telah meningkat signifikan, kemungkinan sudah menembus angka ratusan miliar rupiah.

Pelajaran dari Kasus Ini: Siapa Pun Bisa Jadi Korban
Kasus penipuan terhadap Rahmat Shah menjadi bukti bahwa siapa pun, bahkan orang berpengaruh dan mapan secara ekonomi, bisa menjadi korban kejahatan digital. Kepercayaan, terlebih dalam konteks keluarga, sering dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber untuk melancarkan aksinya.
Beberapa langkah preventif penting antara lain:
- Selalu verifikasi ulang jika ada permintaan uang dari anggota keluarga
- Jangan mudah percaya hanya karena foto atau nama tampak dikenal
- Waspadai nomor baru yang tiba-tiba menghubungi
- Minimalkan ekspos informasi pribadi di media sosial
Rahmat Shah mungkin telah mengalami kerugian ratusan juta, namun kasus ini memberi pelajaran penting bagi masyarakat luas: era digital menuntut kewaspadaan ekstra, bahkan terhadap komunikasi yang tampak “akrab”. Harta dan reputasi tidak cukup menjadi pelindung, literasi digital dan kehati-hatian adalah kunci utama.