Kasus Infeksi Amoeba Pemakan Otak (Naegleria Fowleri) MelonjakInfeksi Amoeba Pemakan Otak (Naegleria Fowleri)

Tribun Tren – Kasus infeksi otak langka yang disebabkan oleh Naegleria fowleri (Amoeba Pemakan Otak) kini tengah melonjak di Negara bagian Kerala, India. Hingga September 2025, pemerintah Kerala melaporkan sekitar 69 kasus Primary Amoebic Meningoencephalitis (PAM), dengan 19 orang meninggal dunia akibat bakteri yang sering juga disebut “brain-eating amoeba” ini. Angka ini naik lebih dari dua kali lipat dibanding tahun lalu yang mencatat 36 kasus dan 9 kematian, menandakan penyebaran yang semakin mengkhawatirkan.

Lonjakan Kasus Infeksi Amoeba Pemakan Otak

Kasus infeksi ini tidak hanya terkonsentrasi di satu daerah saja. Sebelumnya, beberapa wabah terdeteksi berkelompok di sekitar sumber air tertentu. Namun saat ini laporan muncul secara terpisah di berbagai wilayah Kerala. Fenomena ini menambah tantangan bagi petugas kesehatan untuk melacak dan mengendalikan sumber penularan. Lebih memprihatinkan lagi, korban yang terinfeksi tidak hanya orang dewasa. Tetapi juga anak-anak, bahkan seorang bayi dilaporkan meninggal akibat infeksi mematikan ini.

Kasus Infeksi Amoeba Pemakan Otak (Naegleria Fowleri) Melonjak
Penampakan Amoeba Pemakan Otak (Naegleria Fowleri) dari Lensa Mikroskopik

Mengenal Naegleria Fowleri (Amoeba Pemakan Otak)

Naegleria fowleri adalah amuba yang secara alami hidup di air tawar hangat, seperti sungai, danau, atau kolam yang tidak terawat. Amuba ini masuk ke tubuh manusia melalui hidung, biasanya ketika seseorang berenang, mandi, atau melakukan aktivitas yang memungkinkan air mengalir ke rongga hidung. Dari sana, amuba dapat menembus saraf penciuman dan bergerak ke otak, menyebabkan peradangan berat yang dikenal sebagai PAM.

Gejala awal infeksi biasanya berupa demam, sakit kepala, mual, muntah, dan kaku leher. Ini kemudian bisa berkembang menjadi kejang, kebingungan mental, dan koma hanya dalam beberapa hari. Penyakit ini sangat mematikan, dengan tingkat kematian global lebih dari 95%, karena perkembangannya sangat cepat dan sulit didiagnosis sejak dini.

Kasus Infeksi Amoeba Pemakan Otak (Naegleria Fowleri) Melonjak
Amoeba Pemakan Otak (Naegleria Fowleri) Bisa Masuk ke Otak dari Jalur Pernapasan

Faktor Risiko dan Meningkatnya Kasus Infeksi Amoeba Pemakan Otak

Lonjakan kasus di Kerala diperkirakan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Perubahan iklim dan musim panas yang lebih panjang menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan amuba di perairan dangkal. Banyak warga menggunakan air tawar untuk mandi, berenang, atau keperluan sehari-hari, meningkatkan risiko paparan. Kolam renang, sumur, dan tangki air yang tidak dibersihkan secara rutin dapat menjadi tempat berkembangnya amuba.

Melihat peningkatan yang signifikan, pemerintah Kerala segera mengeluarkan peringatan resmi dan meningkatkan langkah pencegahan di seluruh wilayah. Pemerintah memperkuat proses klorinasi pada sumur, tangki air, dan kolam umum untuk menekan pertumbuhan amuba. Petugas kesehatan melakukan pengujian air di berbagai lokasi untuk mendeteksi kemungkinan kontaminasi lebih awal. Warga diimbau untuk berhati-hati saat beraktivitas di air tawar. Gunakan air yang sudah diolah untuk keperluan ibadah atau cuci muka, serta menghindari kebiasaan memasukkan air ke hidung.

Kasus Infeksi Amoeba Pemakan Otak (Naegleria Fowleri) Melonjak
Ilustrasi Orang yang Sudah Terinfeksi Amoeba Pemakan Otak (Naegleria Fowleri)

Himbauan Pencegahan untuk Masyarakat

Meskipun pengobatan Naegleria fowleri (Amoeba Pemakan Otak) masih terbatas, tingkat kelangsungan hidup di Kerala dilaporkan sedikit meningkat berkat diagnosis yang lebih cepat dan perawatan intensif. Beberapa rumah sakit telah menerapkan protokol darurat yang memungkinkan pasien mendapat penanganan segera begitu gejala awal terdeteksi. Namun, kecepatan penyebaran amuba ke otak membuat waktu menjadi faktor penentu yang sangat kritis.

Untuk mengurangi resiko infeksi Amoeba Pemakan Otak, masyarakat disarankan untuk menggunakan air yang terjamin kebersihannya untuk mencuci muka, berkumur, atau membersihkan hidung. Menghindari berenang atau bermain air di danau, sungai, atau kolam yang tidak terawat, terutama saat cuaca panas. Menutup hidung atau menggunakan pelindung ketika berada di lingkungan air tawar yang tidak jelas kualitasnya. Segera memeriksakan diri ke dokter bila muncul gejala seperti demam, sakit kepala hebat, atau kaku leher setelah kontak dengan air yang mencurigakan.

Ancaman yang Perlu Diantisipasi

Kasus infeksi Naegleria fowleri di Kerala menjadi peringatan bahwa perubahan iklim dan peningkatan suhu global dapat memengaruhi pola penyebaran penyakit yang sebelumnya dianggap langka. Air tawar yang semakin hangat memberikan habitat yang nyaman bagi amuba ini. Sementara aktivitas manusia yang semakin intens dengan sumber air meningkatkan peluang penularan.

Wabah Naegleria fowleri di India menunjukkan betapa pentingnya kewaspadaan terhadap penyakit langka namun mematikan. Meski kasusnya masih relatif kecil dibanding penyakit lain, tingkat kematian yang sangat tinggi membuat setiap infeksi menjadi darurat kesehatan serius. Kombinasi edukasi masyarakat, kebersihan air, dan respon medis cepat menjadi kunci utama untuk menekan angka kematian. Dengan kesadaran kolektif, masyarakat dapat melindungi diri dan keluarga dari ancaman amuba pemakan otak, yang semakin menegaskan bahwa perubahan lingkungan global membawa tantangan kesehatan baru yang tidak bisa diabaikan.

Baca juga: “Bella Hadid Diduga Alami Masalah Kesehatan Lyme Disease, Apa Itu?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: You can't continue this action because it is blocked by Cloudflare