Tribun Tren – Kasus penipuan produk makanan kembali mengguncang dunia kuliner Indonesia, kali ini melibatkan toko bakery online Bake n Grind. Toko roti ini diduga mengemas ulang roti dari toko lain dan menjualnya kembali dengan klaim menyesatkan seperti gluten free, dairy free, sugar free, hingga vegan.
Awal Mula Terungkapnya Kasus Bake n Grind
Kasus ini pertama kali mencuat lewat unggahan viral Chef Yohanes Adhijaya, yang dikenal sebagai Koko Ragi, pada 7 Oktober 2025 di Instagram. Dalam unggahannya, Chef Yohanes memperingatkan konsumen agar lebih kritis dalam memilih produk. Hal ini terutama untuk anak-anak yang membutuhkan perhatian khusus terhadap alergi.
Ia menyoroti klaim produk bakery yang dinilai tidak masuk akal, seperti donat meses sugar free hingga croissant gluten free dan dairy free. Unggahan ini memicu banyak tanggapan dan perhatian netizen.
Tak lama setelah itu, Koko Ragi menerima pesan dari seorang followers yang mengaku menjadi korban praktik curang tersebut. Followers itu menceritakan bagaimana bakery Bake n Grind menggunakan produk dari toko lain, yang jelas bukan bebas gluten maupun dairy, lalu dikemas ulang dan dijual dengan harga lebih tinggi. Dampaknya, seorang anak yang alergi mengonsumsi produk tersebut mengalami reaksi alergi serius.

Identitas Bakery Nakal dan Praktik Repacking
Bake n Grind merupakan toko roti online berbasis di Jakarta yang mengklaim sejak 2019 menjual produk gluten free, dairy free, sugar free, dan vegan. Mereka beroperasi dengan sistem pre-order dan pengiriman ke luar kota.
Dalam bio Instagram, Bake n Grind mempromosikan diri dengan klaim “fully gluten free, dairy free, vegan, egg free, stevia dan plantbased.” Akun Instagram resmi mereka memiliki lebih dari 23 ribu pengikut sebelum akhirnya dinonaktifkan.
Namun, kenyataannya toko ini tidak memproduksi rotinya sendiri. Mereka hanya mengemas ulang produk dari toko lain, seperti Holland Bakery dan TOUS Les Jours. Ini jelas bukan produk bebas gluten atau dairy. Setelah repackaging, produk ini dijual dengan harga jauh lebih mahal dan klaim yang menyesatkan.
Korban dan Reaksi Alergi Parah
Felicia Elizabeth, salah satu korban, membagikan pengalaman pahitnya setelah membeli produk Bake n Grind yang diklaim gluten free. Anak Felicia yang memiliki alergi justru mengalami reaksi flare-up serius, termasuk pembengkakan di wajah dan mata.
Setelah penelusuran, Felicia menemukan bukti bahwa produk yang digunakan bukanlah gluten free sebagaimana klaim mereka. Pengakuan ini mengundang banyak korban lain untuk angkat suara dengan keluhan serupa. Netizen juga menyoroti tekstur roti Bake n Grind yang fluffy dan tidak sesuai dengan ciri roti bebas gluten yang biasanya lebih padat dan rapuh.

Tanggapan Bake n Grind
Setelah kasus viral, Bake n Grind memberikan tanggapan singkat dengan menonaktifkan sementara operasional mereka. Mereka berjanji memproses refund bagi pelanggan yang dirugikan paling lambat tanggal 20 Oktober 2025.
Mereka mengaku akun Instagram dibatasi sehingga belum bisa memberikan klarifikasi lebih lanjut, namun berjanji akan memberikan penjelasan resmi setelah akses kembali normal.
Siapa Pemilik Bake n Grind?
Bake n Grind dimiliki dan dijalankan oleh Felicia Novenna, seorang pengusaha muda yang mulai membangun bisnis bakery ini sejak 2019. Pada bio Instagram-nya, Felicia menuliskan sertifikasi profesionalnya, seperti SCA Certified Barista, Brewing, Sensory. Sertifikasi ini yang menunjukkan keahlian dan pengalamannya di bidang kopi dan sensory analysis.
Lebih lanjut, dugaan menyebutkan bahwa Felicia adalah lulusan dari Universitas Pelita Harapan (UPH). Hal ini berdasarkan unggahan pada tahun 2023 yang memperlihatkan Felicia sebagai bagian dari Himpunan Mahasiswa Pengelolaan Perhotelan yang juga tergabung dalam Barista Club di kampus tersebut.
Felicia memanfaatkan tren gaya hidup sehat dan kebutuhan produk bebas alergen untuk mempromosikan Bake n Grind sebagai bakery yang menyediakan roti dan kue gluten free, dairy free, sugar free, dan vegan. Namun, kasus penipuan ini menjadi ujian besar bagi reputasi dan bisnis Felicia.
Upaya Penghilangan Jejak Digital dan Kontroversi Terbaru
Skandal ini memasuki babak baru ketika Felicia Novenna diduga melakukan tindakan drastis dengan menghapus seluruh jejak digital usahanya. Hal ini dilakukannya setelah tuduhan penipuan label makanan menjadi viral pada 8 Oktober 2025. Akun Instagram resmi Bake n Grind yang sebelumnya memiliki lebih dari 29 ribu pengikut kini telah hilang. Ini menghilangkan ribuan postingan produk, klaim, hingga interaksi dengan konsumen yang bisa dijadikan bukti.

Tidak hanya itu, akun pribadi Felicia Novenna juga diprivatisasi (digembok), membatasi akses publik terhadap unggahan pribadinya. Ini menghalangi konsumen yang kecewa untuk meminta pertanggungjawaban secara langsung. Tindakan ini dianggap publik sebagai upaya Felicia menghindari tanggung jawab dan melarikan diri dari konsekuensi hukum maupun sosial atas dugaan penipuan yang telah membahayakan kesehatan konsumen, terutama anak-anak dengan alergi.
Dampak Kasus dan Pelajaran untuk Konsumen
Kasus ini menjadi peringatan keras bagi konsumen agar selalu berhati-hati dan kritis terhadap klaim produk. Terkhususnya yang menyangkut alergi dan kebutuhan diet khusus. Label “gluten free” dan klaim serupa harus didukung oleh bukti yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kasus ini juga membuka diskusi penting tentang perlunya pengawasan ketat terhadap produk makanan di Indonesia agar tidak ada praktik curang yang merugikan kesehatan dan kepercayaan publik.