Kenali Sejarah Mooncake Festival: Dari Legenda Cinta AbadiKue Bulan (Mooncake)

Tribun Tren – Mooncake Festival, atau dikenal juga sebagai Mid-Autumn Festival, adalah salah satu perayaan paling penting dalam budaya Tiongkok. Tahun ini, festival tersebut jatuh pada 6 Oktober 2025. Tak hanya dirayakan di Tiongkok, festival ini juga disambut meriah di berbagai negara Asia Timur seperti Korea Selatan, Jepang, dan Vietnam, dengan masing-masing memiliki variasi kue bulan khas mereka.

Lebih dari sekadar pesta makanan, festival ini merupakan waktu untuk berkumpul bersama keluarga, mendoakan kesejahteraan, dan mengagumi keindahan bulan purnama sambil menikmati kue bulan, atau yang dalam bahasa Mandarin disebut “yue bing”. Bahkan, beberapa komunitas Tionghoa di luar negeri menjadikan festival ini sebagai jembatan untuk menjaga identitas budaya mereka.

Asal Usul Mooncake Festival

Mooncake Festival memiliki sejarah panjang lebih dari 3.000 tahun, yang awalnya merupakan bagian dari ritual agraris. Pada masa Dinasti Xia dan Shang, para petani mengadakan persembahan kepada Dewa Bumi sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen dan harapan untuk musim yang subur.

Tradisi Mooncake berkembang pesat pada masa Dinasti Tang, ketika kue bulan mulai dikaitkan dengan festival sebagai simbol keberuntungan dan persembahan spiritual. Dalam beberapa catatan sejarah, festival ini juga digunakan sebagai sarana memperkuat ikatan sosial antar keluarga bangsawan.

Legenda Chang’e dan Dewi Bulan

Festival ini juga sarat akan cerita mitologis. Salah satu legenda paling terkenal adalah tentang Chang’e, istri dari pemanah legendaris Hou Yi. Alkisah, Hou Yi berhasil menyelamatkan bumi dengan memanah sembilan dari sepuluh matahari yang membakar bumi. Sebagai hadiah, ia menerima ramuan keabadian.

Kenali Sejarah Mooncake Festival: Dari Legenda Cinta Abadi
Foto: Ilustrasi Dewi Bulan

Namun, karena takut ramuan itu akan disalahgunakan, Chang’e meminumnya sendiri dan akhirnya melayang ke bulan, di mana ia tinggal selamanya. Sejak saat itu, ia dihormati sebagai Dewi Bulan, dan kue bulan dijadikan simbol persembahan dan penghormatan untuk mengenangnya. Cerita ini telah menjadi inspirasi dalam seni, musik, dan teater tradisional.

Makna Simbolis Kue Bulan

Kue bulan bukan sekadar makanan manis. Bentuk bulatnya melambangkan keutuhan, kesempurnaan, dan keberuntungan. Momen menikmati kue bulan bersama keluarga di bawah sinar bulan purnama menjadi simbol reuni, keharmonisan, dan rasa syukur.

Selain itu, kue bulan pernah digunakan sebagai alat komunikasi rahasia. Pada masa Dinasti Yuan, pesan-pesan untuk pemberontakan terhadap pemerintahan Mongol disembunyikan di dalam kue bulan. Strategi ini membantu rakyat Han dalam menggulingkan Dinasti Yuan dan mendirikan Dinasti Ming. Kejeniusan taktis ini menjadi bagian penting dari ingatan kolektif masyarakat Tionghoa.

Kenali Sejarah Mooncake Festival: Dari Legenda Cinta Abadi
Mooncake

Ragam dan Inovasi Kue Bulan

Di seluruh Asia, kue bulan hadir dalam berbagai versi menarik. Meskipun bentuknya umumnya bulat, isiannya sangat beragam tergantung daerah:

  • Gaya Kanton: isian pasta kacang merah, biji teratai, atau kuning telur asin.
  • Yunnan: ham dan madu.
  • Shanghai: kulit renyah dengan isian kurma.
  • Suzhou: gurih dengan daging babi cincang dan udang.

Di era modern, kue bulan juga mengalami banyak inovasi. Muncul variasi rasa unik seperti cokelat, teh hijau, es krim, bahkan durian dan keju. Beberapa produsen bahkan merancang mooncake dalam bentuk karakter animasi atau dikemas sebagai hadiah mewah. Tren ini juga memengaruhi pasar ekspor kue bulan yang semakin berkembang secara global.

Tradisi Lain dalam Perayaan Mooncake Festival

Selain menyantap kue bulan, Mooncake Festival juga diramaikan dengan berbagai aktivitas budaya:

  • Menyalakan lentera berwarna-warni, terutama anak-anak.
  • Mengagumi bulan purnama, sebagai lambang harapan dan doa.
  • Pertunjukan budaya seperti tari naga api, barongsai, dan musik tradisional.

Di kota-kota besar seperti Beijing, Hong Kong, dan Taipei, festival ini menjadi ajang pertunjukan seni dan atraksi budaya yang menarik ribuan pengunjung. Festival ini juga digunakan untuk mempererat komunitas dan memperkenalkan budaya Tiongkok kepada generasi muda.

Kenali Sejarah Mooncake Festival: Dari Legenda Cinta Abadi
Anak-Anak Menyalakan Lentera (Lampion) dalam Festival Mooncake

Simbol Kebersamaan yang Tak Lekang oleh Waktu

Mooncake Festival bukan hanya sekadar perayaan makanan, tetapi juga momen untuk merenung, berkumpul, dan mempererat ikatan keluarga. Tradisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai keberkahan hidup, menjaga hubungan harmonis, dan melestarikan warisan budaya.

Kini, meski zaman telah berubah dan perayaan ini telah melintasi batas geografis, semangat utamanya tetap sama: keutuhan, rasa syukur, dan kebersamaan di bawah cahaya bulan yang menyatukan. Festival ini terus bertahan sebagai simbol harapan, doa, dan nilai-nilai universal yang melampaui generasi dan bangsa.

Baca Juga: “Jacquelyn Chandra Punya Tips Rahasia Terlihat Cantik Alami?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: You can't continue this action because it is blocked by Cloudflare