KFC Indonesia Menjual 35% Saham ke Perusahaan Putri Haji IsamRestoran KFC

Tribun Tren – PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pengelola KFC, mengonfirmasi penjualan sebagian saham anak usahanya, PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI). Saham tersebut dijual kepada perusahaan afiliasi keluarga pengusaha Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam.

Perusahaan yang membeli adalah PT Shankara Fortuna Nusantara, perusahaan milik putri Haji Isam, Liana Saputri. Shankara tercatat membeli 35% saham JAI, sehingga KFC kini tetap menjadi pengendali mayoritas dengan kepemilikan 55%. Direktur Fast Food Indonesia, Wahyudi Martono, menjelaskan bahwa langkah ini dilakukan untuk memperkuat struktur pendanaan JAI, terutama dalam proyek pembangunan integrasi peternakan ayam di Banyuwangi yang ditargetkan beroperasi penuh pada akhir 2026.

Tidak Ada Aksi Korporasi Tambahan

Meski menjual sebagian saham anak usahanya, manajemen FAST menegaskan bahwa tidak ada rencana aksi korporasi lain dalam waktu dekat. Hal ini sejalan dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), di mana perseroan menolak spekulasi terkait rencana akuisisi atau penjualan saham tambahan.

Transaksi saham JAI dengan Shankara resmi berlaku pada 30 Juni 2025, dengan nilai Rp54,44 miliar untuk pembelian 15% saham baru Seri A. Penjualan ini diharapkan membantu memperlancar ekspansi bisnis JAI sekaligus mempercepat pelaksanaan proyek strategis.

KFC Indonesia Menjual 35% Saham ke Perusahaan Putri Haji Isam
Menu KFC Indonesia

Penutupan Gerai KFC Indonesia dan Dampaknya

Di sisi lain, tantangan berat juga harus dihadapi KFC Indonesia. Hingga September 2025, FAST telah menutup 19 gerai restoran KFC. Penutupan ini berdampak pada PHK terhadap sekitar 400 karyawan.

Alasan utama penutupan gerai adalah berakhirnya masa sewa serta performa yang tak kunjung pulih sejak pandemi 2020. Meski begitu, perusahaan menegaskan bahwa penutupan ini tidak sepenuhnya permanen, sebab sebagian gerai akan direlokasi ke lokasi yang dinilai lebih potensial.

Kondisi Keuangan Terbaru

Kinerja keuangan FAST pada semester I-2025 menunjukkan kondisi yang masih menantang, namun dengan tanda-tanda perbaikan. Perusahaan membukukan rugi bersih sebesar Rp138,75 miliar, turun 60,2% dibandingkan periode sama tahun 2024 yang mencapai Rp348,83 miliar.

Pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp2,40 triliun, turun 3,12% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,48 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari segmen makanan dan minuman pihak ketiga senilai Rp2,39 triliun, disusul jasa layanan antar Rp855,98 juta, serta komisi penjualan konsinyasi Rp9,37 miliar.

Meski dari sisi pendapatan turun, beban pokok penjualan juga ikut menurun dari Rp1,06 triliun menjadi Rp961,44 miliar. Hal ini membantu memperkecil kerugian perseroan.

KFC Indonesia Menjual 35% Saham ke Perusahaan Putri Haji Isam
Karyawan KFC Indonesia

Aset dan Liabilitas

Posisi aset perseroan pada pertengahan 2025 tercatat Rp4,10 triliun, naik dari Rp3,53 triliun di tahun sebelumnya. Sementara itu, liabilitas perusahaan meningkat menjadi Rp3,97 triliun, dari sebelumnya Rp3,40 triliun per Desember 2024. Dari sisi ekuitas, terjadi sedikit pertumbuhan dari Rp127,73 miliar menjadi Rp129,94 miliar.

Saham KFC Indonesia Menguat

Menariknya, meski menghadapi tantangan internal, kinerja saham FAST justru melonjak. Hingga 3 Oktober 2025, saham FAST naik 148% ke level Rp725 per lembar. Namun, saham ini sempat tersuspensi sejak 1 Oktober 2025 karena dinamika transaksi di bursa.

Kenaikan harga saham menunjukkan masih adanya kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang KFC Indonesia, terutama setelah restrukturisasi anak usaha JAI dan efisiensi operasional dilakukan.

KFC Indonesia Menjual 35% Saham ke Perusahaan Putri Haji Isam
Gerai KFC

Jumlah Gerai KFC Menyusut

Berdasarkan laporan semester I-2025, FAST mengoperasikan 698 gerai KFC di 173 kabupaten/kota. Jumlah ini menurun 16 gerai dibandingkan akhir 2024 yang mencapai 707 gerai. Jika ditambah dengan penutupan gerai hingga September 2025, jumlah tersebut semakin menyusut.

Kondisi ini sangat berbeda dibandingkan tahun 2023, ketika jumlah gerai sempat melonjak menjadi 762 gerai usai pandemi Covid-19. Namun, penurunan drastis terjadi pada 2024 akibat sorotan tajam dari aksi boikot produk yang dikaitkan dengan dukungan terhadap Israel.

Tantangan dan Harapan KFC Indonesia ke Depan

KFC Indonesia kini berada dalam fase penting untuk menata kembali strategi bisnisnya. Beberapa langkah yang menjadi perhatian utama adalah:

  • Diversifikasi Bisnis: Melalui JAI, KFC berupaya membangun ekosistem dari hulu ke hilir agar lebih mandiri dalam pasokan ayam.
  • Relokasi Gerai: Menutup gerai yang tidak produktif lalu memindahkannya ke lokasi dengan potensi pasar lebih baik.
  • Efisiensi Operasional: Menekan biaya produksi dan operasional untuk mengurangi kerugian berkelanjutan.
  • Peningkatan Citra Brand: Menghadapi tantangan reputasi akibat isu boikot, KFC perlu memperkuat strategi komunikasi dan menjaga kepercayaan konsumen.

Meski kondisi keuangan masih belum pulih sepenuhnya, prospek KFC Indonesia tetap terbuka. Penurunan kerugian yang signifikan menjadi sinyal positif bahwa strategi efisiensi mulai berhasil. Selain itu, dukungan investor dan optimisme pasar terhadap saham FAST bisa menjadi modal penting untuk melanjutkan restrukturisasi.

Aksi korporasi penjualan saham JAI ke perusahaan afiliasi keluarga Haji Isam menandai langkah strategis KFC Indonesia dalam memperkuat fondasi bisnisnya. Namun, di sisi lain, penutupan gerai dan PHK karyawan menunjukkan bahwa tantangan operasional masih besar. Dengan strategi ekspansi JAI, efisiensi operasional, dan penataan ulang gerai, KFC Indonesia masih berpeluang untuk bangkit. Investor pun tampaknya masih menaruh keyakinan, terbukti dari lonjakan harga saham FAST di tengah dinamika bisnis yang ada.

Baca Juga: “Sengketa Tambang Nikel di Halmahera Timur”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: You can't continue this action because it is blocked by Cloudflare