Kronologi Terkuaknya Pesta Gay Surabaya, Hampir Semua HIV+Penggerebekan Pesta Gay di Surabaya

Tribun Tren – Pesta gay di sebuah hotel kawasan Ngagel, Surabaya, mendadak menggemparkan suasana malam kota yang semula tenang. Kepanikan terjadi saat aparat kepolisian mendobrak salah satu kamar dan mendapati puluhan pria tanpa busana di dalamnya. Dari balik pintu kamar itu, petugas menemukan 34 pria tengah berpesta seks sesama jenis, yang tampak kaget dan malu ketika kamera petugas menyorot wajah mereka satu per satu.

Operasi tersebut dilakukan oleh tim gabungan Sat Samapta Polrestabes Surabaya, Satreskrim, dan Polsek Wonokromo pada Minggu dini hari (19/10/2025). Tindakan ini merupakan bagian dari upaya penegakan hukum terhadap dugaan tindak asusila yang meresahkan warga sekitar.

“Polsek Wonokromo dan Satreskrim Polrestabes Surabaya mengamankan pesta seks sesama jenis di Hotel Midtown Surabaya,” ujar Kasat Samapta Polrestabes Surabaya, AKBP Erika Purwana Putra, saat dikonfirmasi media.

Kronologi Terkuaknya Pesta Gay Surabaya, Hampir Semua HIV+
AKBP Erika Purwana Putra

Awal Kecurigaan Pesta Gay dan Laporan Warga

Kasus ini bermula dari laporan warga yang mencurigai aktivitas tidak wajar di salah satu lantai hotel tersebut. Beberapa tamu sering keluar-masuk dengan pola yang tidak biasa, terutama pada malam hari. Setelah menerima laporan, polisi segera melakukan penyelidikan hingga akhirnya menemukan bukti kuat bahwa lokasi tersebut dijadikan tempat pesta seks pria.

Begitu mendapati aktivitas mencurigakan, tim langsung bergerak cepat melakukan penggerebekan. Saat pintu kamar dibuka, petugas mendapati puluhan pria dalam kondisi tanpa busana, lengkap dengan berbagai alat kontrasepsi dan perangkat elektronik yang digunakan untuk dokumentasi.

34 Pria Diamankan dan Diperiksa Polisi

Sebanyak 34 pria diamankan dari lokasi, terdiri atas peserta dan penyelenggara acara. Seluruhnya langsung dibawa ke Mapolrestabes Surabaya untuk dilakukan pendataan dan pemeriksaan lebih lanjut.

“Dari hasil penggerebekan, kami mengamankan 34 orang yang diduga melakukan kegiatan tidak sesuai norma kesusilaan. Saat ini semuanya masih kami periksa,” ujar AKBP Erika.

Ia menegaskan bahwa Polrestabes Surabaya berkomitmen menjaga ketertiban umum dan nilai moral masyarakat. Operasi serupa, katanya, akan terus digelar di tempat-tempat yang berpotensi menjadi lokasi praktik asusila.

“Kami mengimbau masyarakat segera melapor jika mengetahui adanya kegiatan mencurigakan. Kolaborasi antara warga dan polisi sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan beradab,” tambahnya.

Kronologi Terkuaknya Pesta Gay Surabaya, Hampir Semua HIV+
Ilustrasi Pesta Penyuka Sesama Jenis

Fakta Mengejutkan Pesta Gay Surabaya: 29 Orang Positif HIV

Kasus ini semakin mengejutkan setelah Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mengumumkan hasil pemeriksaan medis terhadap para peserta pesta tersebut. Dari 34 orang yang diperiksa, 29 di antaranya dinyatakan positif HIV. Temuan ini memperlihatkan betapa rentannya penularan penyakit menular seksual di kalangan kelompok berisiko tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina, membenarkan hasil pemeriksaan tersebut. “Dari 34 orang yang diperiksa, 29 orang positif HIV. Sebagian besar bukan warga Surabaya,” ungkap Nanik, Kamis (23/10/2025).

Menurutnya, pihak Dinkes telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk memastikan penanganan medis bagi mereka yang dinyatakan positif. “Kami melakukan pemantauan dan pengobatan bagi yang terinfeksi, sambil tetap menghormati proses hukum yang sedang berjalan,” ujarnya.

Langkah Dinas Kesehatan: Edukasi dan Pencegahan HIV

Kasus ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya edukasi kesehatan seksual. Dinkes Surabaya kini memperkuat kampanye pencegahan HIV/AIDS di berbagai kelompok usia produktif, termasuk pelajar SMP dan SMA, ibu hamil, serta calon pengantin.

Selain itu, program pencegahan juga menyasar tempat hiburan malam, panti pijat, dan komunitas populasi kunci. Dinkes memperluas akses layanan dengan menyediakan fasilitas tes HIV di puskesmas, rumah sakit, dan klinik berbasis komunitas agar masyarakat bisa melakukan skrining secara sukarela dan rahasia.

“Kami terus mendorong konseling serta kepatuhan terapi bagi orang dengan HIV (ODHIV), supaya mereka tidak berhenti berobat dan tidak menularkan virus ke orang lain,” tegas Nanik.

Dinkes juga bekerja sama dengan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk memberikan edukasi langsung kepada komunitas berisiko tinggi. Pendekatan berbasis komunitas dinilai lebih efektif karena menyasar kelompok yang sulit dijangkau oleh pelayanan umum.

Penetapan 34 Tersangka dalam Pesta Gay Surabaya

Hasil penyidikan polisi menunjukkan bahwa pesta tersebut bukan kegiatan spontan, melainkan acara terorganisir. Dari pemeriksaan, diketahui bahwa para peserta tergabung dalam jaringan komunikasi daring yang mengatur jadwal, lokasi, dan peserta pesta.

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Edy Herwiyanto, menyatakan seluruh 34 orang telah ditetapkan sebagai tersangka. “Mereka memiliki peran berbeda-beda, mulai dari pendana, admin utama, pembantu, hingga peserta,” ujarnya.

Meski belum dijelaskan secara detail pasal yang dikenakan, polisi menegaskan bahwa tindakan tersebut melanggar norma kesusilaan dan berpotensi dijerat dengan Undang-Undang Pornografi serta peraturan terkait tindak asusila di ruang publik.

Kronologi Terkuaknya Pesta Gay Surabaya, Hampir Semua HIV+
Ilustrasi Penyuka Sesama Jenis

Dampak Sosial dan Moral Masyarakat

Kasus pesta gay di Surabaya ini menimbulkan gejolak sosial dan kekhawatiran moral di tengah masyarakat. Tidak sedikit di antara peserta yang ternyata sudah berkeluarga, sehingga membuka risiko penularan HIV ke pasangan mereka. Hal ini menyoroti pentingnya kontrol diri, edukasi seksual yang sehat, serta peran keluarga dalam membentengi moral generasi muda.

Pemerintah kota pun diharapkan memperkuat sinergi antarinstansi, mulai dari kepolisian, dinas kesehatan, hingga lembaga sosial, untuk menekan praktik serupa di masa depan. Selain penegakan hukum, pendekatan edukatif dan rehabilitatif juga diperlukan agar masyarakat memahami bahaya dari perilaku seksual berisiko tinggi.

Terbongkarnya pesta gay di Surabaya bukan sekadar kasus hukum, tetapi juga peringatan serius tentang ancaman kesehatan dan degradasi moral. Dari 34 orang yang diamankan, hampir semuanya terinfeksi HIV, sebuah fakta yang mengundang keprihatinan mendalam.

Baca Juga: “Mengapa Harga Tiket Pesawat Turun 14 Persen Jelang Nataru?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: You can't continue this action because it is blocked by Cloudflare