Tag: Gaza

Gaza merupakan nama dari sebuah kota Palestina di Jalur Gaza, dengan populasi sebanyak 515,556 jiwa, menjadikannya kota terbesar di Palestina.

  • Siapa Greta Thunberg? Aktivis Lingkungan Dunia yang Kini Ditahan Israel

    Siapa Greta Thunberg? Aktivis Lingkungan Dunia yang Kini Ditahan Israel

    Tribun Tren – Greta Thunberg adalah aktivis lingkungan yang berasal dari Swedia dan dikenal lewat gerakan perubahan iklim globalnya. Ia berada di antara para aktivis dalam armada Global Sumud Flotilla (GSF) yang membawa bantuan kemanusiaan menuju Gaza. Armada tersebut dilaporkan dicegat oleh Angkatan Laut Israel, yang menghentikan sejumlah kapal sebelum mencapai tujuan mereka.

    Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, kapal-kapal tersebut “dihentikan tanpa insiden besar,” dan para penumpangnya, termasuk Thunberg, dibawa ke pelabuhan di Israel untuk proses deportasi. Israel beralasan bahwa kapal-kapal flotilla telah “mendekati zona pertempuran aktif” di sekitar Gaza, dan oleh karena itu diminta mengubah haluan. Namun, pihak GSF menilai tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional, menyebutnya bukan langkah pertahanan, melainkan “aksi putus asa untuk menjaga blokade Gaza tetap utuh.”

    GSF mengklaim bahwa salah satu kapal mereka sengaja ditabrak, sementara kapal lain diserang dengan meriam air. Mereka juga menuduh militer Israel memutus sistem komunikasi kapal untuk menghentikan siaran langsung saat pencegatan terjadi di perairan sekitar 70 mil laut dari Gaza.

    Siapa Greta Thunberg? Aktivis Lingkungan yang Kini Ditahan Israel
    Greta Thunberg Bersama Global Sumud Flotilla (GSF)

    Respons Internasional dan Protes Dunia

    Pencegatan flotilla yang membawa bantuan ke Gaza memicu gelombang protes di berbagai negara. Aksi solidaritas muncul di Yunani, Italia, Jerman, Tunisia, dan Turki. Beberapa serikat buruh di Italia bahkan menyerukan mogok nasional sebagai bentuk dukungan bagi misi kemanusiaan tersebut. Kecaman juga datang dari berbagai pemimpin dunia. Presiden Kolombia Gustavo Petro menilai tindakan Israel sebagai “kejahatan internasional” dan mengumumkan pengusiran seluruh diplomat Israel dari negaranya. Ia juga membatalkan perjanjian dagang bebas yang telah berlaku sejak 2020.

    Sementara itu, Pemerintah Turki menyebut pencegatan tersebut sebagai “aksi terorisme” dan menuntut pelaku serangan diadili. Dari Eropa, Wakil Perdana Menteri Irlandia Simon Harris menyatakan keprihatinan mendalam dan menegaskan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional. Setidaknya tujuh warga Irlandia termasuk di antara aktivis yang ditahan, salah satunya senator Chris Andrews dari Sinn Féin.

    PBB pun turut menanggapi. Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Volker Türk, mendesak Israel segera mencabut blokade Gaza dan mengizinkan masuknya bantuan tanpa hambatan. Ia menegaskan bahwa hambatan sistematis terhadap bantuan kemanusiaan telah memperburuk krisis kelaparan di wilayah tersebut.

    Siapa Greta Thunberg? Aktivis Lingkungan yang Kini Ditahan Israel
    Global Sumud Flotilla

    Reaksi Israel dan Upaya Pembenaran

    Pemerintah Israel bersikeras bahwa blokade laut di sekitar Gaza adalah tindakan legal untuk mencegah bantuan jatuh ke tangan Hamas. Mereka mengklaim hanya mendukung distribusi bantuan melalui mekanisme resmi seperti Gaza Humanitarian Foundation (GHF), meskipun lembaga ini ditolak oleh PBB karena dinilai tidak transparan.

    Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Israel menyebut bahwa para aktivis, termasuk aktivis Greta, berada dalam kondisi aman dan sehat. Israel juga merilis rekaman yang memperlihatkan Greta duduk di dek kapal, menerima air dan jaket dari seorang tentara.

    Namun, banyak pihak menilai sikap Israel sebagai bentuk pembenaran sepihak. Laporan lembaga kemanusiaan yang didukung PBB bulan lalu menyatakan bahwa Gaza kini mengalami bencana kelaparan akibat blokade berkepanjangan. Pernyataan ini dibantah langsung oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang menyebut laporan tersebut “kebohongan terang-terangan.”

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengaku telah berbicara dengan pejabat Israel untuk memastikan tidak ada kekerasan terhadap para aktivis. Ia menegaskan bahwa operasi pemeriksaan flotilla “harus dilakukan sesuai standar keamanan tertinggi.”

    Profil Greta Thunberg: Dari Mogok Sekolah hingga Aktivis Global

    Greta Tintin Eleonora Ernman Thunberg, lahir 3 Januari 2003 di Stockholm, Swedia, adalah seorang aktivis lingkungan dunia yang dikenal karena dedikasinya dalam memerangi krisis iklim. Ia mulai dikenal sejak tahun 2018 ketika memprakarsai gerakan Fridays for Future, mogok sekolah untuk menuntut aksi nyata terhadap perubahan iklim.

    Greta lahir dari keluarga seniman: ibunya seorang penyanyi opera, sementara ayahnya aktor. Didiagnosis mengidap sindrom Asperger, Greta menganggap perbedaan itu sebagai kekuatan yang membantunya tetap fokus pada misi lingkungan. Ia mulai menyadari ancaman perubahan iklim sejak usia delapan tahun dan bertekad untuk hidup ramah lingkungan, berhenti naik pesawat dan menjadi vegan. Protes kecilnya di luar parlemen Swedia akhirnya menjadi gerakan global yang melibatkan jutaan pelajar di seluruh dunia.

    Siapa Greta Thunberg? Aktivis Lingkungan yang Kini Ditahan Israel
    Pidato Greta Thunberg di PBB, New York 2019

    Greta telah berbicara di forum-forum penting seperti PBB, Parlemen Eropa, dan Forum Ekonomi Dunia di Davos. Pidatonya di New York pada 2019 menjadi ikonik ketika ia berkata, “Kalian telah mencuri mimpi dan masa kecil saya dengan kata-kata kosong.” Gerakan ini dikenal sebagai “Efek Greta,” yang mendorong kesadaran publik terhadap perubahan iklim dan tanggung jawab global terhadap lingkungan.

    Simbol Perlawanan Greta Thunberg dan Harapan Baru

    Keterlibatan Greta dalam flotilla menuju Gaza menunjukkan bahwa aktivismenya telah melampaui isu lingkungan. Ia kini menjadi simbol solidaritas kemanusiaan, berjuang tidak hanya untuk planet, tetapi juga untuk manusia yang tertindas. Dalam wawancara sebelumnya, Greta menegaskan bahwa aksinya bukan untuk pencitraan, melainkan bentuk nyata kepedulian terhadap kemanusiaan. “Tidak ada yang rela mempertaruhkan nyawa demi aksi publisitas,” ujarnya kepada media Eropa pekan lalu.

    Kini, meski ditahan dan dideportasi, Greta tetap menjadi inspirasi global. Ia telah membuktikan bahwa suara muda bisa mengguncang sistem yang mapan. Bagi banyak orang, Greta Thunberg bukan sekadar aktivis iklim, ia adalah simbol keteguhan hati dan keberanian untuk melawan ketidakadilan, di mana pun itu terjadi.

    Baca Juga: “Puan Maharani Dorong DPR dan Pemerintah Lakukan Introspeksi Pasca Demo”

  • Palestina Resmi Diakui Sebagai Negara oleh Sekutu Barat yakni Inggris, Kanada, dan Australia

    Palestina Resmi Diakui Sebagai Negara oleh Sekutu Barat yakni Inggris, Kanada, dan Australia

    Tribun TrenTanggal 21 September 2025 menjadi momen bersejarah ketika Inggris, Kanada, dan Australia secara resmi mengakui berdirinya negara Palestina. Ketiga negara tersebut mengumumkan keputusan ini hampir bersamaan melalui pernyataan para pemimpinnya. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Perdana Menteri Kanada Mark Carney, serta Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bersama Menlu Penny Wong, menekankan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya membangun kembali harapan terhadap perdamaian Timur Tengah.

    Mereka menegaskan pengakuan terhadap Negara Palestina bukanlah bentuk hukuman kepada Israel, melainkan dorongan diplomasi agar solusi dua negara tetap hidup. Menurut pernyataan resmi, keputusan ini juga dimaksudkan untuk memberikan legitimasi terhadap aspirasi rakyat Palestina yang selama puluhan tahun memperjuangkan kedaulatan di tanahnya.

    Pernyataan Pemerintah Inggris, Kanada, dan Australia

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyampaikan melalui platform X bahwa pengakuan ini diambil untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian. Ia menekankan bahwa hanya dengan solusi dua negara, Palestina dan Israel dapat hidup berdampingan secara adil dan aman.

    Senada dengan itu, Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyatakan bahwa Kanada mendukung negara Palestina serta menawarkan kemitraan dalam membangun masa depan yang damai. Sementara itu, di Australia, Perdana Menteri Anthony Albanese menegaskan bahwa pengakuan negara Palestina adalah bagian dari upaya internasional terkoordinasi. Mereka juga menyerukan Gencatan Senjata di Gaza serta pembebasan sandera. Sekaligus menekankan bahwa Hamas tidak boleh memiliki peran dalam pemerintahan Palestina.

    Negara Palestina Diakui Tiga Negara Barat, Ini Dampak Diplomatik

    Poin Penting dari Pengakuan Negara Palestina

    Ada beberapa poin utama yang menjadi sorotan dari langkah diplomatik ketiga negara ini:

    • Dorongan terhadap proses perdamaian: Pengakuan negara Palestina dianggap sebagai cara untuk menjaga agar solusi dua negara tidak hilang dari agenda internasional.
    • Syarat reformasi pemerintahan: Australia menekankan pentingnya reformasi demokratis di Palestina, termasuk pemilu yang transparan dan penguatan otoritas sipil.
    • Makna simbolis namun penting: Walau tidak langsung mengubah status hukum Palestina, keputusan ini memiliki dampak besar secara politik dan diplomatik.
    • Dukungan global yang meluas: Langkah ini memperkuat tren internasional, di mana semakin banyak negara menegaskan pengakuannya terhadap Palestina.
    • Respon cepat terhadap situasi Gaza: Pengakuan ini juga dibarengi seruan penghentian kekerasan dan bantuan bagi warga sipil yang terdampak konflik.

    Daftar poin ini memperlihatkan bahwa pengakuan Palestina oleh Inggris, Kanada, dan Australia tidak hanya simbolis, tetapi juga memiliki konsekuensi nyata dalam dinamika internasional.

    Negara Palestina Diakui Tiga Negara Barat, Ini Dampak Diplomatik

    Reaksi Israel dan Respons Dunia

    Pemerintah Israel menyebut keputusan ini sebagai langkah yang bisa “menghadiahi terorisme” dan melemahkan posisi keamanan mereka. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menilai keputusan tersebut tidak membantu proses perdamaian, justru memperumit upaya diplomasi yang sedang berjalan.

    Sebaliknya, negara-negara lain memberikan tanggapan yang beragam. Beberapa negara Eropa lain, seperti Portugal, disebut akan mengikuti langkah serupa. Israel, Amerika Serikat, dan sejumlah sekutu masih menahan diri, menilai bahwa pengakuan sepihak bisa mengurangi peluang negosiasi langsung. Namun, bagi banyak aktivis perdamaian, keputusan Inggris, Kanada, dan Australia dianggap sebagai momentum bersejarah yang menegaskan dukungan internasional terhadap kedaulatan Palestina.

    Negara Palestina Diakui Tiga Negara Barat, Ini Dampak Diplomatik

    Dampak Diplomatik Pengakuan Negara Palestina

    Pengakuan negara Palestina oleh tiga negara besar di dunia Barat ini menandai perubahan signifikan dalam politik global. Pertama, keputusan tersebut menambah tekanan diplomatik terhadap Israel untuk kembali ke meja perundingan. Kedua, Palestina kini memiliki legitimasi politik yang lebih kuat di forum internasional seperti PBB. Ketiga, langkah ini bisa memicu efek domino, di mana negara-negara lain mengikuti jejak yang sama.

    Selain itu, pengakuan ini juga berdampak pada politik domestik ketiga negara. Di Inggris, Kanada, dan Australia, keputusan tersebut memunculkan pro dan kontra. Sebagian publik menganggap ini langkah tepat demi keadilan dan perdamaian, sementara pihak lain khawatir kebijakan ini bisa menimbulkan ketegangan baru dalam hubungan dengan Israel dan sekutunya.

    Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam Isu Negara Palestina

    Selama bertahun-tahun, Palestina telah berusaha memperkuat statusnya di PBB, termasuk mendapatkan status sebagai negara pengamat non-anggota pada 2012. Langkah terbaru dari tiga negara Barat ini diyakini akan memperkuat posisi Palestina untuk mendorong keanggotaan penuh di PBB.

    Selain itu, Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum menjadi arena penting bagi Palestina untuk menggalang dukungan. Dengan pengakuan baru yang datang dari negara-negara berpengaruh, Palestina berpotensi meningkatkan legitimasi diplomatiknya dalam setiap resolusi yang berkaitan dengan konflik Timur Tengah.

    Implikasi Ekonomi dari Pengakuan Negara Palestina

    Selain dampak politik, pengakuan negara Palestina juga membawa konsekuensi ekonomi. Dengan status yang lebih diakui secara internasional, Palestina memiliki peluang lebih besar untuk menjalin perjanjian dagang, mendapatkan akses bantuan pembangunan, hingga membuka pintu investasi asing. Semua ini dapat membantu membangun fondasi ekonomi yang lebih stabil bagi rakyat Palestina.

    Namun, realisasinya tidak akan mudah. Situasi konflik yang belum terselesaikan dan kontrol atas wilayah tertentu masih menjadi tantangan besar. Meski begitu, pengakuan dari Inggris, Kanada, dan Australia bisa menjadi sinyal positif bagi lembaga keuangan internasional untuk lebih serius mempertimbangkan dukungan kepada Palestina.

    Source Info Blogtubers